Find Us On Social Media :

Sosok Raja Airlangga, Apakah Pemulih atau Pengkhianat Kerajaan Medang?

By Afif Khoirul M, Selasa, 2 Januari 2024 | 15:15 WIB

Ilustrasi - Kerjaan Medang

Salah satu candi yang paling terkenal adalah Candi Belahan, yang menjadi tempat pemakaman Airlangga.

Di sana, ia digambarkan sebagai Dewa Wisnu yang mengendarai Garuda, sebagai simbol kekuasaan dan keselamatan.

Airlangga memerintah Kerajaan Kahuripan selama 23 tahun, dari tahun 1020 hingga 1043 Masehi.

Pada akhir masa pemerintahannya, ia memutuskan untuk turun takhta dan membagi kerajaannya menjadi dua, yaitu Kerajaan Panjalu dan Kerajaan Janggala, untuk kedua putranya, yaitu Sanggramawijaya dan Mapanji Garasakan.

Keputusan ini didasarkan pada nasehat Mpu Bharada, seorang pertapa yang dihormati oleh Airlangga.

Mpu Bharada mengatakan bahwa dengan membagi kerajaan, Airlangga akan menciptakan keseimbangan dan kedamaian di antara kedua putranya, yang memiliki sifat yang berbeda.

Sanggramawijaya adalah seorang yang berani dan agresif, sedangkan Mapanji Garasakan adalah seorang yang lembut dan damai.

Dengan demikian, Airlangga berharap bahwa kedua putranya akan saling melengkapi dan menghormati satu sama lain.

Namun, keputusan Airlangga ini ternyata menimbulkan kontroversi di kalangan sejarawan dan masyarakat.

Ada yang menganggap Airlangga sebagai seorang pemulih, yang berhasil menyatukan kembali Kerajaan Medang yang hancur, dan menciptakan kerajaan baru yang lebih besar dan lebih kuat.

Airlangga juga dianggap sebagai seorang raja yang adil dan bijaksana, yang memajukan bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dan agama.

Baca Juga: Sejarah Benteng Rotterdam, Saksi Bisu Perjuangan Kerajaan Gowa-Tallo Melawan Penjajah Belanda

Airlangga juga dianggap sebagai seorang raja yang berbakti kepada leluhurnya, yang menghormati tradisi Wangsa Isyana dan Wangsa Warmadewa.

Namun, ada juga yang menganggap Airlangga sebagai seorang pengkhianat, yang mengkhianati Kerajaan Medang yang merupakan warisan leluhurnya.

Airlangga juga dianggap sebagai seorang raja yang egois dan tidak bertanggung jawab, yang membagi kerajaan yang telah ia bangun dengan susah payah, dan menyebabkan kerajaan itu menjadi lemah dan terpecah-belah.

Airlangga juga dianggap sebagai seorang raja yang tidak setia kepada keluarganya, yang meninggalkan kedua putranya yang masih muda, dan tidak memberikan bimbingan dan perlindungan kepada mereka.

Lalu, siapakah sebenarnya Airlangga? Apakah ia seorang pemulih atau pengkhianat Kerajaan Medang?

Jawaban atas pertanyaan ini mungkin tidak akan pernah diketahui dengan pasti, karena sejarah adalah sebuah cerita yang selalu memiliki banyak versi dan interpretasi.

Yang pasti, Airlangga adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah Indonesia, yang telah memberikan kontribusi yang besar bagi perkembangan peradaban di tanah air.

Airlangga adalah seorang raja yang berani, bijaksana, dan berbudaya, yang patut dihormati dan dijadikan teladan oleh generasi penerus bangsa.