Find Us On Social Media :

Bisa 30 Kali Lebih Tinggi dari Tsunami Jepang, Bencana Hebat Mengintai di Sisi Selatan Jawa

By Ade S, Selasa, 2 Januari 2024 | 11:03 WIB

Ilustrasi tsunami menggunakan AI. Zona megathrust Selat Sunda berpotensi memicu tsunami yang 30 kali lebih tinggi dari tsunami Jepang. Simak fakta dan ancamannya di artikel ini.

Pemerintah Jepang mengungkapkan bahwa sampai Senin malam, lebih dari 97.000 orang di sembilan prefektur di pantai barat pulau utama Honshu telah diungsikan.

Mereka menginap di gedung olah raga dan gedung olah raga sekolah yang menjadi tempat evakuasi darurat.

Sementara itu, hampir 33.000 rumah tangga di prefektur Ishikawa masih menghadapi pemadaman listrik hingga Selasa pagi.

Sunda Megathrust

Melansir Kompas.com pada Sabtu (15/1/2022), saat menganalisis gempa yang terjadi di Banten pada 2022, Gayatri Indah Marliyani, pakar Tektonik Aktif Geologi Gempa Bumi dari Pusat Studi Bencana Alam (PSBA) UGM turut menjelaskan tentang zona megathrust Jawa.

Gayatri menjelaskan bahwa gempa Banten yang termasuk megathrust Jawa ini memiliki kedalaman yang besar, yaitu 40 kilometer, berdasarkan analisis gempa.

Namun, gempa Banten yang terletak di Selat Sunda tidak menimbulkan tsunami, kata Widjo Kongko, Perekayasa di Balai Teknologi Infrastruktur Pelabuhan dan Dinamika Pantai Badan Riset dan Inovasi Nasioanl (BRIN).

Hal ini karena gempa tersebut berada di seismic gap atau zona yang tidak aktif secara seismik.

Meski begitu, Widjo mengatakan bahwa gempa Banten menunjukkan bahwa Indonesia adalah wilayah yang rawan bencana gempa bumi dan tsunami.

“Gempa di Banten ini mengingatkan kita akan adanya potensi ancaman di Selatan Jawa, Selat Sunda, Sumatera, dengan megathrust-nya,” kata Widjo yang dikutip dari situs resmi BRIN, Senin (17/1/2022).

Widjo juga mengatakan bahwa gempa bumi megathrust Selat Sunda dapat mencapai M 8,7 dan dapat terjadi bersamaan dengan segmentasi lainnya, yaitu megathrust Enggano dan megathrust Jawa Barat-Jawa Tengah.

Baca Juga: Diangkat Anak Oleh Cristiano Ronaldo Setelah Tsunami Aceh 2004, Bagaimana Nasib Martunis Sekarang?