Sejarah Rohingya Diusir dari Myanmar, Dimulai oleh Polah Inggris?

Ade S

Penulis

Ratusan warga Rohingya di Tempat Penampungan Ikan (TPI) Lapang Barat, Kecamatan Gandapura, Kabuapten Bireuen, Provinsi Aceh, Minggu (19/11/2023). Sejarah Rohingya diusir dari Myanmar bermula dari kolonialisme Inggris. Simak faktor-faktor yang memicu konflik dan kekerasan terhadap etnis Rohingya.

Intisari-Online.com -Pengungsi Rohingya dipaksa naik dump truk oleh para mahasiswa yang berdemo di Aceh.

Lalu, siapa sebenarnya etnis Rohingya dan mengapa mereka menjadi sasaran kebencian dan penindasan di Myanmar?

Selain itu, seperti apa sebenarnyasejarah Rohingya diusir dari Myanmar?

Artikel ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan mengulas latar belakang, kronologi, dan dampak dari konflik antara etnis Rohingya dengan penduduk asli Myanmar.

Anda akan mengetahui bagaimana etnis Rohingya menjadi populasi tanpa kewarganegaraan, terisolasi secara sosial, dan mengalami berbagai bentuk kekerasan.

Anda juga akan mengetahui bagaimana isu agama, politik, dan militer memperburuk situasi Rohingya.

Kronologi Mahasiswa Usir Paksa Pengungsi Rohingya

Melansir Kompas.com, ratusan mahasiswa melakukan aksi paksa membawa pengungsi Rohingya ke Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Aceh pada hari Rabu, 27 Desember 2023.

Aksi ini merupakan lanjutan dari demonstrasi yang mereka lakukan untuk menolak keberadaan etnis Rohingya di Aceh.

Dengan emosi yang membara, mereka menembus pagar penampungan pengungsi Rohingya yang berlokasi di Balai Meuseraya Aceh (BMA) di Lampriet, Banda Aceh.

Mereka tidak peduli dengan himbauan dari petugas dan langsung berlari ke arah pengungsi Rohingya.

Baca Juga: Berkali-kali Ditolak Warga Aceh, Pengungsi Rohingya Kekeh Ingin Tinggal Di Indonesia, Ogah Di Tempat Lain

Petugas dan koordinator lapangan berhasil memberikan penjelasan kepada para pendemo yang emosional dan mengajak mereka kembali ke halaman BMA.

Namun, sebelum itu, mereka sudah memaksa membawa pengungsi dengan menggunakan dua truk sampah yang telah disiapkan.

Para pendemo juga sempat melemparkan barang-barang di sekitar ke pengungsi.

Pengungsi Rohingya yang tinggal di penampungan sementara merasa terintimidasi dan ketakutan oleh aksi pendemo. Mereka hanya bisa menyerah dan menangis meminta belas kasihan.

Mengapa Rohingya Tidak Disukai di Myanmar?

Myanmar menjadi koloni Inggris pada akhir abad ke-18, yang memicu konflik antara etnis Rohingya dengan penduduk asli Myanmar.

Orang-orang India yang juga berada di bawah penjajahan Inggris datang ke Myanmar untuk mencari pekerjaan, dan dianggap sebagai "pencuri" hak-hak orang Myanmar.

Orang Myanmar merasa terjajah oleh dua pihak, yaitu Inggris dan orang-orang India, yang memiliki penampilan fisik yang serupa dengan etnis Rohingya.

Seperti dilansir dari Kompas.com, Perang Dunia II (1939-1945) memperkeruh hubungan antara etnis Rohingya yang beragama Islam dengan umat Buddha Myanmar.

Etnis Rohingya banyak yang menjadi tentara Inggris, sementara umat Buddha Myanmar berpihak pada Jepang.

Setelah Jepang dikalahkan oleh Inggris pada 1942, orang Myanmar menyalahkan etnis Rohingya sebagai sekutu Inggris, dan membenci mereka karena mirip dengan orang India.

Baca Juga: Sejarah Rohingya di Myanmar yang Kedatangannya Ditolak Warga Aceh

Etnis Rohingya kemudian dianggap sebagai pendatang ilegal yang dibawa oleh Inggris dari India dan Bangladesh.

Konstitusi baru Myanmar pada 1947 sempat memberikan hak hukum dan politik kepada etnis Rohingya.

Namun, hak-hak itu dicabut setelah kudeta militer Myanmar pada 1962, yang mengawali era penindasan dan diskriminasi terhadap etnis Rohingya.

Undang-undang tahun 1982 membuat etnis Rohingya tidak diakui lagi sebagai salah satu etnis minoritas di Myanmar.

Mereka menjadi populasi tanpa kewarganegaraan, terisolasi secara sosial, dan tidak diikutsertakan dalam sensus penduduk.

Gelombang kekerasan terus berlangsung sejak 1970-an, yang membuat ratusan ribu orang Rohingya mengungsi ke Bangladesh pada 1978 dan 1991-1992.

Situasi Rohingya semakin memburuk ketika isu agama dimainkan oleh militer Myanmar.

Mereka mengaitkan Muslim Rohingya dengan terorisme Islam, yang menimbulkan kekhawatiran di kalangan umat Buddha Myanmar bahwa negara mereka akan dikuasai oleh Islam, meskipun populasi etnis Rohingya sangat sedikit.

Kelompok militan seperti Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA) muncul sebagai bentuk perlawanan terhadap pasukan keamanan Myanmar.

Namun, keberadaan ARSA dijadikan alasan untuk melakukan tindakan kekerasan terhadap semua etnis Rohingya.

Militer Myanmar melakukan berbagai bentuk kejahatan terhadap etnis Rohingya, seperti pemerkosaan, penganiayaan, pembakaran desa, dan pembunuhan, bahkan terhadap anak-anak.

Ratusan ribu etnis Rohingya telah melarikan diri ke negara-negara tetangga Myanmar, seperti Bangladesh dan Indonesia, dalam beberapa tahun terakhir.

Diperkirakan masih ada setengah juta orang Rohingya yang tinggal di Rakhine, wilayah barat Myanmar.

Itulah sebabnya etnis Rohingya tidak disukai di Myanmar, karena perbedaan fisik, budaya, agama, dan sejarah.

Etnis Rohingya adalah salah satu kelompok etnis minoritas yang paling teraniaya di dunia. Mereka telah mengalami diskriminasi, pengusiran, dan kekerasan selama berabad-abad.

Sejarah Rohingya diusir dari Myanmar tidak lepas dari peran Inggris sebagai penjajah yang membawa orang-orang India ke Myanmar dan merekrut etnis Rohingya sebagai tentara.

Semoga artikel ini menambah wawasan Anda.

Baca Juga: Etnis Rohingya Datang Minta Izin Mendarat, Kenapa Warga Aceh Menolak Mereka?

Artikel Terkait