Find Us On Social Media :

Ketika Tentara Sekelas Perang Dunia II Dipecundangi Tentara Indonesia di Ambarawa

By Afif Khoirul M, Jumat, 15 Desember 2023 | 10:10 WIB

Ilustrasi - Pertempuran di Ambarawa.

Soedirman tiba di Ambarawa pada 29 November 1945 dan langsung mengambil alih komando pertempuran.

Ia merancang strategi untuk mengusir pasukan Gurkha dari Ambarawa.

Strategi tersebut adalah taktik supit urang, yaitu menyerang musuh dari dua sisi secara bersamaan sehingga musuh terperangkap.

Taktik supit urang berhasil dilaksanakan oleh pasukan TKR pada 12 Desember 1945.

Pasukan Gurkha yang terkepung di Ambarawa tidak bisa bertahan lama dan akhirnya menyerah pada 15 Desember 1945.

Mereka kemudian mundur ke Semarang dengan diawasi oleh pasukan TKR.

Pertempuran Ambarawa merupakan kemenangan gemilang bagi pasukan TKR dan rakyat Indonesia.

Pertempuran ini menunjukkan bahwa pasukan TKR mampu menghadapi pasukan Sekutu dan NICA yang lebih kuat dan modern.

Pertempuran ini juga menegaskan kedaulatan dan kemerdekaan Indonesia di mata dunia.

Pertempuran Ambarawa juga mengangkat nama Kolonel Soedirman sebagai pahlawan nasional dan panglima besar yang disegani.

Soedirman dianggap sebagai simbol perjuangan dan kepemimpinan yang tegas, cerdas, dan berani. Ia juga dihormati oleh musuh-musuhnya, termasuk pasukan Gurkha.

Pertempuran Ambarawa kini diperingati sebagai Hari Juang Kartika, yaitu hari besar bagi TNI Angkatan Darat.

Hari Juang Kartika dirayakan setiap tanggal 15 Desember sebagai penghormatan kepada para pejuang yang gugur dalam pertempuran Ambarawa dan pertempuran-pertempuran lainnya.