Find Us On Social Media :

Inilah Dampak Peristiwa Jatuhnya Kota Konstantinopel Ke Tangan Turki Usmani, Terutama Bagi Indonesia

By Moh. Habib Asyhad, Sabtu, 2 Desember 2023 | 16:17 WIB

Ada sejumlah dampak peristiwa jatuhnya Kota Konstantinopel ke tangan Turki Usmani, termasuk terhadap Indonesia.

Kedua kubu ini saling bertempur untuk melawan pendirian negara Latin serta berjuang untuk takhta Bizantium mereka sendiri.

Pada akhirnya, tahun 1261, orang-orang Nicea berhasil merebut kembali Konstantinopel dari orang Latin.

Bangsa Nicea kemudian membangun kembali Kekaisaran Bizantium di bawah Dinasti Palaiologos.

Akan tetapi, lambat laun kekaisaran tersebut semakin lemah, akibat harus terus melawan berbagai serangan yang tiada henti dari orang Latin, Serbia, Bulgaria, dan Turki Usmani.

Lalu pada 1451, Turki Usmani yang dipimpin oleh Mehmed II berencana membangun benteng di Bosphorus, beberapa mil di utara Konstantinopel.

Pada Oktober 1452, Mehmed memosisikan pasukannya di Pelopennese untuk memblokade Thomas dan Demetrios supaya tidak memberi bantuan kepada saudara mereka, Konstantin IX, yang menduduki takhta Bizantium.

Kemudian pada 6 April 1453, dengan berbekal senjata canggih, sebanyak 80.000 pasukan Muslim dipimpin Mehmed memulai serangan terhadap 8.000 pasukan Kristen yang dipimpin Konstantin IX.

Setelah 53 hari dikepung, akhirnya Konstantinopel pun jatuh ke tangan Turki Usmani pada 29 Mei 1453.

Jatuhnya Konstantinopel ke Turki Usmani menandakan bahwa kekuasaan Bizantium sudah berakhir.

Setelah menguasai kota, Konstantinopel dijadikan sebagai ibu kota Ottoman yang baru oleh Mehmed II.

Bagi dunia Kristen, penaklukan Konstantinopel memengaruhi kehidupan agama, militer, ekonomi, dan psikologis mereka.

Mereka khawatir kerajaan Kristen Eropa lainnya akan bernasib sama dengan Konstantinopel.