Find Us On Social Media :

Ini Alasan Mengapa Jepang Memberikan Janji Kemerdekaan Kepada Indonesia

By Moh. Habib Asyhad, Jumat, 1 Desember 2023 | 15:17 WIB

Posisi Jepang yang semakin terhimpit dalam Perang Dunia II membuatnya mencari simpati dari rakyat Indonesia. Salah satunya dengan memberikan janji kemerdekaan kepada Indonesia.

Intisari-Online.com - Menurut pendapat kalian, mengapa Jepang memberikan janji kemerdekaan kepada Indonesia?

Pertanyaan itu bisa keluar kapan saja, dan kapan saja.

Bisa dari anak-anak kita, bisa dari kolega kita, atau dari siapa pun; dan kita wajib menjawabnya.

Mengapa Jepang memberikan janji kemerdekaan kepada Indonesia?

Ketika pertama mendarat di Indonesia dan berhasil mengusir Belanda pada 1942, Jepang menampilkan diri sebagai "saudara tua" yang akan membebaskan Indonesia dari imperialisme Barat.

Tak pelak, rakyat Indonesia menyambut sang saudara tua dengan gegap gempita.

Tapi ternyata zonk.

Alih-alih segera memberi kemerdekaan, Jepang ternyata hanya memanfaatkan Indonesia untuk kepentingan perangnya.

Jepang berambisi menyatukan Indonesia di bawah Kekaisaran Jepang alih-alih memerdekakan Indonesia.

Untung saja ketika itu Jepang terlibat Perang Dunia dengan kekuata Sekutu.

Pada 1944, posisi Jepang semakin terjepit.

Jepang pun berusaha meraih dukungan dari rakyat Indonesia.

Selain membentuk berbagai organisasi dan menggaet tokoh nasional, Jepang juga memberikan janji kemerdekaan yang dikenal dengan Janji Koiso.

Perdana Menteri Koiso pada tanggal 7 September 1944 mengucapkan pidato di muka parlemen Jepang yang antara lain menjanjikan pemberian kemerdekaan kepada India Timur (Indonesia) "di kemudian hari".

Janji Koiso berisi janji Kekaisaran Jepang untuk memberikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia suatu hari.

Janji ini dikeluarkan karena Jepang tahu rakyat Indonesia dan tokoh pergerakan sangat mendambakan kemerdekaan.

Agar rakyat mau tetap bekerja untuk Jepang, Jepang pun menjanjikan kemerdekaan.

Setelah PM Koiso mengeluarkan janji itu, tentara pendudukan Jepang di Indonesia pun mulai melonggarkan pengawasannya kepada para tokoh nasional seperti Soekarno, Moh Hatta, dan kawan-kawan.

Sebelumnya, mereka tak pernah berpidato atau mengumbar kata "kemerdekaan" di publik karena pergerakan politiknya diawasi dengan ketat oleh Jepang.

Menagih janji Jepang

Posisi Jepang dalam perang yang makin terimpit mengkhawatirkan banyak tokoh.

Para tokoh pergerakan khawatir Jepang batal memberikan kemerdekaan yang dijanjikan.

Mereka terus menagih kemerdekaan kepada Jepang.

Sejarawan JJ Rizal dalam kolomnya di Kompas.com (17/8/2016) mengatakan Soekarno pun beberapa kali bersikap keras kepada Jepang.

Sikap ini ditunjukkan Soekarno ketika "janji kemerdekaan di kemudian hari" yang disampaikan PM Koiso ternyata tidak serius.

Baca Juga: Bagaimana Dampak Penjajahan Jepang Terhadap Sistem Pendidikan di Indonesia?

"Sukarno marah besar sehingga menakutkan Miyoshi, pejabat Gunseikanbu. Alhasil dibentuklah BPUPKI," kata JJ Rizal.

Jepang tak bisa berkelit. Untuk melunasi janjinya, mereka membentuk satu badan yang bertugas mempersiapkan dan merancang berdirinya negara yang merdeka dan berdaulat.

Pada 26 April 1945, badan itu, Dokoritsu Zyumbi Coosakai atau Badan Penyelidik Usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), dibentuk.

Soekarno, Moh Hatta, Soepomo, AA Maramis, Abdul Wahid Hasyim, dan Moh Yamin direkrut ke dalamnya.

Itulah alasan mengapa Jepang memberikan janji kemerdekaan kepada Indonesia