Nilai-nilai budaya ini menjadi ciri khas masyarakat Sunda yang lembut, religius, dan sangat spiritual.
- Aspek kesenian. Kerajaan Pajajaran mengembangkan berbagai kesenian yang khas dan unik, seperti sisingaan, wayang golek, jaipongan, dan kesenian samba Sunda.
Kesenian-kesenian ini menjadi sarana hiburan, pendidikan, dan pelestarian budaya Sunda.
Kesenian-kesenian ini juga menunjukkan kreativitas, keindahan, dan kekayaan budaya Sunda.
- Aspek pakaian adat. Kerajaan Pajajaran mempopulerkan pakaian adat Sunda, yaitu kebaya.
Kebaya adalah pakaian tradisional yang terbuat dari kain sutra atau katun yang dikenakan oleh perempuan Sunda.
Kebaya memiliki berbagai macam motif, warna, dan aksesori yang menunjukkan status sosial, daerah asal, dan kesukaan pemakainya.
Kebaya menjadi simbol keanggunan, kecantikan, dan kebudayaan Sunda.
- Aspek alat musik tradisional. Kerajaan Pajajaran memperkenalkan alat musik tradisional Sunda, yaitu angklung dan suling.
Angklung adalah alat musik yang terbuat dari bambu yang dapat menghasilkan bunyi harmonis.
Suling adalah alat musik tiup yang terbuat dari bambu yang dapat menghasilkan bunyi merdu.
Baca Juga: Inilah Kerajaan Hindu Terbesar yang Pernah Memerintah di Seluruh Kepulauan Indonesia
Angklung dan suling menjadi alat musik yang sering digunakan untuk mengiringi kesenian Sunda, seperti wayang golek, jaipongan, dan samba Sunda.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kejayaan Kerajaan Pajajaran memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap budaya Sunda.
Pengaruh ini dapat dilihat dari berbagai aspek, seperti etos, watak, nilai, kesenian, pakaian adat, dan alat musik tradisional.
Pengaruh ini juga menunjukkan bahwa budaya Sunda adalah budaya yang kaya, indah, dan beradab.
Oleh karena itu, budaya Sunda perlu dilestarikan dan dikembangkan sebagai salah satu kekayaan bangsa Indonesia.