Find Us On Social Media :

Bagaimana Sistem Kepercayaan pada Masa Perundagian?

By Ade S, Senin, 13 November 2023 | 07:03 WIB

Bagaimana sistem kepercayaan pada masa perundagian? Pelajari tentang animisme, dinamisme, dan pola penguburan yang dilakukan masyarakat zaman besi.

Intisari-Online.com - Zaman perundagian merupakan zaman terakhir dari masa prasejarah, yang juga dikenal sebagai zaman besi.

Zaman ini ditandai dengan kemampuan masyarakat dalam mengolah logam untuk membuat berbagai alat dan benda seni.

Namun, bagaimana sistem kepercayaan pada masa perundagian? Apa saja keyakinan dan ritual yang dilakukan oleh masyarakat zaman ini?

Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang sistem kepercayaan pada masa perundagian, mulai dari animisme, dinamisme, hingga pola penguburan yang berbeda-beda.

Sistem kepercayaan pada masa perundagian

Zaman Perundagian memiliki sistem kepercayaan yang serupa dengan zaman sebelumnya, yaitu animisme dan dinamisme.

Zaman ini juga sudah mengenal budaya pemakaman untuk manusia yang meninggal.

* Animisme

Masyarakat di zaman perundagian masih berpegang pada sistem kepercayaan animisme.

Kata animisme berasal dari bahasa Latin anima, yang artinya roh.

Dalam kepercayaan animisme, manusia masih meyakini bahwa sebuah benda memiliki kekuatan supranatural yang ditempati oleh roh leluhur.

Baca Juga: Bagaimana Bentuk Sistem Kepercayaan pada Masa Bercocok Tanam?

Sebab, roh-roh ini masih dapat dipanggil dan dimohon bantuan di saat-saat tertentu.

Oleh karena itu, masyarakat perundagian masih percaya dengan roh moyang atau leluhur.

Mereka selalu meminta perlindungan dan mengajukan permohonan kepada roh leluhur, seperti kesehatan kesuburan, dan keselamatan.

* Dinamisme

Selain itu, ada juga dinamisme, yaitu kepercayaan kepada benda-benda tertentu yang dianggap memiliki kekuatan supranatural, misalnya pohon dan batu besar.

Masyarakat perundagian masih menganggap bahwa roh atau makhluk halus itu berasal dari jiwa manusia atau leluhur yang telah meninggal dunia.

Lalu, roh tersebut akan menempati berbagai tempat, seperti hutan, gua-gua, pohon, bebatuan, dan lain-lain.

Karena itu, masyarakat perundagian masih sangat menghormati benda-benda tertentu yang dianggap berisi roh leluhur.

Ada dua pola pemakaman

Masih terkait dengan sistem kepercayaan, pada zaman perundagian pemakaman memiliki dua pola, yaitu sebagai berikut.

* Sistem pemakaman langsung

Baca Juga: Bagaimana Pembagian Kerja Antara Laki-laki dan Wanita pada Masa Bercocok Tanam?

Sistem pemakaman langsung atau primary burial dilakukan dengan cara memakamkan jenazah ke dalam sebuah lokasi yang sudah disiapkan.

Biasanya, pemakaman langsung dilakukan di lokasi arwah moyang tinggal.

Jenazahnya akan dimakamkan dengan posisi memanjang, melipat, atau duduk.

Selain itu, jenazah tersebut juga akan dimakamkan dengan barang peninggalan mereka, seperti unggas, barang perunggu, atau perhiasan lainnya.

Sistem pemakaman langsung diketahui pernah terjadi di daerah Sumatera, Bali, Sulawesi, Sumba, dan Flores.

* Sistem pemakaman tidak langsung

Sistem pemakaman tidak langsung atau secondary burial dilakukan dengan cara memakamkan mayat terlebih dahulu di dalam tanah.

Lalu, pada waktu tertentu sebagian atau seluruh tulang yang tersisa akan diambil untuk dimakamkan lagi di lokasi yang sudah disediakan.

Biasanya, tulang-tulang tersebut akan dimakamkan lagi ke dalam sebuah wadah yang disebut tempayan.

Sistem kepercayaan pada masa perundagian menunjukkan bahwa masyarakat prasejarah masih sangat terikat dengan roh leluhur dan alam.

Mereka menganut animisme dan dinamisme sebagai cara untuk berkomunikasi dan meminta pertolongan kepada roh-roh tersebut.

Bagaimana sistem kepercayaan pada masa perundagian?

Kita dapat melihatnya dari berbagai keyakinan dan ritual yang dilakukan oleh masyarakat zaman ini, termasuk pola penguburan yang memiliki makna tertentu.

Baca Juga: Bagaimana Seni Lukis yang Ada Pada Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Lanjut?