Penulis
Intisari-online.com -Indonesia merupakan salah satu produsen dan eksportir batu bara dan nikel terbesar di dunia.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik, pada tahun 2022, produksi batu bara Indonesia mencapai 616,7 juta ton, sedangkan produksi nikel mencapai 1,1 juta ton.
Kedua komoditas ini memberikan kontribusi besar bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Indonesia, terutama di daerah-daerah penghasil tambang.
Namun, di balik kemegahan dan kekayaan batu bara dan nikel, tersimpan ancaman yang mengintai.
Pasokan batu bara dan nikel di Indonesia tidak akan bertahan selamanya.
Berdasarkan studi, cadangan batu bara Indonesia diperkirakan akan habis dalam 60 tahun ke depan, sedangkan cadangan nikel akan habis dalam 20 tahun ke depan.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
- Tingginya permintaan pasar domestik dan internasional.
Batu bara dan nikel merupakan bahan baku penting untuk berbagai sektor industri, seperti listrik, baja, otomotif, baterai, dan elektronik.
Permintaan akan batu bara dan nikel terus meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan populasi dunia.
Indonesia sendiri mengalami peningkatan konsumsi batu bara dan nikel dalam negeri, terutama untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dan industri smelter.
Baca Juga: Benarkah Nikel Indonesia Lebih Unggul dari Nikel Eropa, Ini Fakta dan Data
- Rendahnya eksplorasi dan penemuan cadangan baru.
Aktivitas eksplorasi tambang di Indonesia masih terbatas dan kurang mendapatkan dukungan dari pemerintah maupun swasta.
Biaya eksplorasi yang tinggi, regulasi yang rumit, serta tantangan geologi dan sosial menjadi kendala bagi peningkatan eksplorasi tambang di Indonesia.
Akibatnya, cadangan batu bara dan nikel yang diketahui saat ini belum mencerminkan potensi sebenarnya yang dimiliki oleh Indonesia.
-Kerusakan lingkungan akibat pertambangan.
Pertambangan batu bara dan nikel menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan, seperti pencemaran udara, air, tanah, serta kerusakan hutan dan ekosistem.
Selain itu, pertambangan juga menyebabkan konflik sosial dengan masyarakat sekitar tambang, yang seringkali merasa tidak mendapatkan manfaat yang adil dari kegiatan pertambangan.
Kerusakan lingkungan dan sosial ini mengancam keberlanjutan pertambangan batu bara dan nikel di Indonesia.
Menghadapi ancaman habisnya pasokan batu bara dan nikel di Indonesia, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan oleh pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, antara lain:
- Meningkatkan efisiensi dan diversifikasi penggunaan batu bara dan nikel.
Penggunaan batu bara dan nikel harus dilakukan dengan lebih hemat dan efisien, serta diarahkan untuk mendukung industri strategis yang memiliki nilai tambah tinggi.
Baca Juga: Indonesia Dijuluki Raja Nikel Dunia Tetapi Mengapa Masih Impor Nikel dari Luar Negeri?
Selain itu, penggunaan batu bara dan nikel juga harus didiversifikasi dengan sumber energi dan bahan baku lain yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan, seperti energi terbarukan dan mineral kritis.
- Mendorong inovasi teknologi pertambangan.
Inovasi teknologi pertambangan dapat membantu meningkatkan produktivitas dan kualitas produksi batu bara dan nikel di Indonesia.
Teknologi pertambangan juga dapat membantu mengurangi dampak lingkungan akibat pertambangan, seperti penggunaan teknologi bersih, rekayasa genetika, atau bioteknologi.
Selain itu, inovasi teknologi pertambangan juga dapat membuka peluang untuk mengeksplorasi sumber daya tambang baru yang belum terjamah, seperti laut dalam atau luar angkasa.
- Memperkuat kerjasama regional dan global.
Kerjasama regional dan global dapat membantu Indonesia dalam mengatasi tantangan pasokan batu bara dan nikel di masa depan.
Kerjasama regional dapat melibatkan negara-negara ASEAN atau Asia Pasifik yang memiliki kepentingan dan potensi bersama dalam sektor pertambangan.
Kerjasama global dapat melibatkan negara-negara maju atau berkembang yang memiliki teknologi, modal, atau pasar yang dapat mendukung pengembangan pertambangan di Indonesia.
Kerjasama regional dan global juga dapat membantu Indonesia dalam menghadapi isu-isu strategis yang berkaitan dengan pertambangan, seperti perubahan iklim, regulasi, atau persaingan.
Batu bara dan nikel merupakan dua komoditas andalan Indonesia yang terancam habis.
Namun, dengan langkah-langkah yang tepat dan sinergis, Indonesia dapat menyelamatkan pasokan batu bara dan nikel, sekaligus meningkatkan kesejahteraan dan kedaulatan nasional.