Intisari-Online.com -Selasa (17/5/2022), Menteri Keuangan AS Janet Yellen meningkatkan kritiknya terhadap praktik ekonomi dan perdagangan China.
Yellen menyerukan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya di Eropa bersatu untuk menantang Beijing dan mendiversifikasi rantai pasokan.
"Kita memiliki kepentingan bersama dalam memberi insentif kepada China untuk menahan diri dari praktik ekonomi yang merugikan kita semua," kata Yellen dalam pidatonya di Brussels Economic Forum.
Dia merujuk pada praktik China dalam perdagangan dan investasi, kebijakan pembangunan dan iklim, serta praktik pinjaman yang telah membuat beberapa negara menghadapi beban utang yang tidak berkelanjutan.
"Kita semua harus bercita-cita untuk mendorong China untuk menghentikan praktik yang tidak menyenangkan," kata Yellen, dilansir dari Reuters.
"Jika kita dapat melakukannya, kita akan memiliki peluang yang lebih baik untuk bersaing dengan China di tingkat yang sama, yang akan menguntungkan bisnis dan konsumen kita," tambah dia.
Yellen memperingatkan bahwa negara-negara Barat terlalu bergantung pada China untuk unsur logam langka.
Dia menyampaikan bahwa Beijing sedang membangun pangsa pasar yang kuat dalam produk teknologi tertentu dan berusaha untuk mendominasi produksi semikonduktor.
Yellen mengatakan perkembangan ini dapat membuat ekonomi berbasis pasar yang demokratis lebih rentan terhadap pengaruh geopolitik China, tetapi semuanya dapat mengurangi risiko seperti itu dengan lebih banyak "menopang teman" rantai pasokan, termasuk untuk mineral penting.
Mineral penting yang bisa menjadi penentu itu rupanya juga ada di pedalaman Kalimantan.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pernah menyebut bahwa Bangka Belitung merupakan daerah kaya akan timah. Ditambah lagi kini timah menjadi incaran seluruh dunia.
"Timah yang di Bangka itu secara langsung saya omong di parlemen mengandung rare earth. Nah, rare earth tersebut bisa diekstrak dari timah. Rare earth ini sekarang menjadi incaran dunia. Pak Gubernur, daerah Anda itu kaya sekarang manfaatkan fasilitas online ini," ujarnya dalam webinar virtual agenda Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI), Selasa (23/6/2020).
Rare earth atau tanah jarang logam mineral yang bernilai sangat tinggi dan banyak ditemukan di Bangka Belitung dan Kalimantan.
Mineral ini banyak digunakan untuk memproduksi perangkat smartphone hingga senjata militer.
Mengutip Kompas.com, Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Irwandy Arif, menjelaskan rare earth memang lebih tinggi harganya ketimbang lithium yang seringkali disebut-sebut sebagai mineral masa depan yang diincar banyak negara.
Arif yang juga Guru Besar Teknik Pertambangan ITB mengatakan logam tanah jarang di Indonesia diperoleh dari mineral monazit dan xenotime.
Keduanya bisa diperoleh dengan mengektrak logam timah yang ditambang di Pulau Bangka dan Belitung.
"Selama ini tanah jarang belum dioptimalkan oleh perusahaan-perusahaan tambang di Indonesia, belum ada yang fokus usaha di pertambangan rare earth. Hanya dianggap sebagai produk sampingan dari timah," terang Arif dihubungi Kompas.com, Rabu (24/6/2020).
Selain di Bangka Belitung, lanjut dia, rare earth juga banyak ditemukan di daratan Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.
Namun jenis mineralnya penyusunnya berbeda dengan yang ditemukan di pertambangan milik PT Timah (Persero) Tbk.
"Rare earth juga mudah ditemukan di Kalteng dan Kalbar, namun berbeda dengan di Bangka Belitung, di Kalimantan mineral ini berasal dari zirkonium," jelas Arif.
Ketua Indonesian Mining Institute (IMI) ini berujar, rare earth adalah logam yang memiliki peran sangat strategis di masa depan.
Ini karena hampir seluruh perangkat elektronik dengan teknologi tinggi, membutuhkan logam tanah jarang.
Logam tanah jarang juga bisa bersifat radioaktif, dan mengandung oksida yang tinggi.
"Rare earth banyak dipakai untuk pembuatan mobil listrik, handphone, sensor, (perangkat) komputer, super konduktor, dan berbagai keperluan militer," ungkap Arif.
Namun yang perlu digarisbawahi, sambungnya, Indonesia tidak memiliki cadangan rare earth yang melimpah.
Selain itu, rare earth juga lebih banyak terkonsentrasi di Bangka Belitung, Kalteng, dan Kalbar.