Intisari-online.com - Dengan menjadi anggota NATO, Finlandia dan Swedia akan kehilangan otonomi dalam hubungannya dengan Rusia.
Hal yang akan menempatkan kedua negara dalam dilema keamanan, tulis Global Times edisi China.
Minggu lalu, Partai Sosial Demokrat Swedia yang berkuasa mengumumkan keputusannya untuk mengajukan keanggotaan NATO.
Sambil mencatat bahwa Swedia, jika disetujui, akan menentang penyebaran senjata nuklir dan pangkalan militer di wilayahnya.
Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson mengatakan bahwa bergabung dengan NATO akan berdampak positif pada keamanan negara dan rakyat Swedia.
Pada hari Minggu (15/5), Finlandia juga secara resmi memutuskan untuk bergabung dengan Aliansi Atlantik Utara.
Publikasi tersebut mencatat bahwa bergabung dengan NATO akan menempatkan kedua negara di depan dilema keamanan.
Finlandia dan Swedia ingin menciptakan lingkungan yang lebih aman untuk diri mereka sendiri, tetapi "pada akhirnya akan menjadi lebih tidak aman."
Menurut surat kabar itu, Washington menggunakan krisis Ukraina untuk tujuannya sendiri.
Salah satu tujuan Amerika Serikat, khususnya, adalah mengembalikan Eropa di bawah kendalinya dan menundukkannya pada kepentingan globalnya.
"Ketika lebih banyak negara Eropa bersekutu erat dengan kepentingan keamanan AS, Eropa akan cenderung berkompromi dengan AS di bidang lain," tulis surat kabar itu.
Source | : | Global Times |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR