Jejak-jejak Peninggalan Kerajaan Pajajaran yang Masih Bisa Dikunjungi Hingga Kini

Afif Khoirul M

Penulis

Ilustrasi - Peabu Siliwangi pernah membawa pajajaran pada puncak kejayaan.

Intisari-online.com - Kerajaan Pajajaran adalah kerajaan Hindu yang pernah berjaya di wilayah Jawa Barat pada abad ke-14 hingga ke-16 Masehi.

Kerajaan ini memiliki pusat pemerintahan di Pakuan, yang sekarang menjadi Kota Bogor.

Kerajaan ini dikenal dengan raja-raja yang berwibawa, seperti Prabu Siliwangi, Prabu Surawisesa, dan Prabu Ragamulya.

Kerajaan ini juga memiliki hubungan dagang dan diplomasi dengan kerajaan-kerajaan lain di Nusantara maupun di luar negeri, seperti Portugis, Spanyol, dan Belanda.

Meskipun kerajaan ini telah runtuh akibat serangan Kesultanan Banten pada tahun 1579 Masehi, namun jejak-jejak peninggalannya masih bisa ditemukan hingga kini.

Beberapa peninggalan kerajaan Pajajaran yang masih bisa dikunjungi adalah sebagai berikut:

- Prasasti Batu Tulis: Prasasti ini terletak di Desa Batutulis, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor.

Prasasti ini dibuat pada tahun 1533 Masehi oleh Prabu Surawisesa untuk mengenang ayahnya, Prabu Siliwangi.

Prasasti ini berisi tentang silsilah raja-raja Pajajaran, pujian kepada Prabu Siliwangi, dan pesan moral kepada rakyatnya.

Prasasti ini terbuat dari batu andesit berukuran 4 x 2 x 1 meter.

Di sekitar prasasti ini terdapat beberapa makam keramat yang diyakini sebagai makam raja-raja Pajajaran.

Baca Juga: Inilah Langkah Yang Dilakukan Raja Kertanegara Dari Kerajaan Singasari Dalam Mengembangkan Wilayahnya

- Prasasti Sanghyang Tapak: Prasasti ini terletak di Desa Cibadak, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi.

Prasasti ini dibuat pada tahun 1530 Masehi oleh Prabu Surawisesa untuk menghormati ibunya, Nyai Subang Larang.

Prasasti ini berisi tentang asal-usul Kerajaan Sunda Galuh, silsilah raja-raja Pajajaran, dan perintah untuk menjaga ajaran Hindu.

Prasasti ini terdiri dari tujuh buah batu dengan ukuran bervariasi.

Di sekitar prasasti ini terdapat beberapa situs purbakala, seperti Candi Cangkuang, Candi Pamijahan, dan Candi Parahyangan.

- Prasasti Kawali: Prasasti ini terletak di Desa Astana Gede, Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis.

Prasasti ini dibuat pada tahun 1481 Masehi oleh Prabu Siliwangi untuk menetapkan batas wilayah kerajaannya dengan Kerajaan Galuh.

Prasasti ini berisi tentang nama-nama daerah yang menjadi wilayah Pajajaran dan Galuh, serta sumpah setia antara kedua kerajaan.

Prasasti ini terbuat dari batu andesit berukuran 2 x 1 x 0,5 meter.

Di sekitar prasasti ini terdapat beberapa situs purbakala, seperti Situs Astana Gede dan Situs Karangkamulyan.

Baca Juga: Kisah Cinta Ken Arok dan Ken Dedes, di Balik Berdirinya Kerajaan Singasari

- Tugu Perjanjian Portugis: Tugu ini terletak di Jalan Pos Kota No. 1, Kelurahan Pinangsia, Kecamatan Taman Sari, Kota Jakarta Barat.

Tugu ini dibuat pada tahun 1522 Masehi oleh utusan Portugis dari Malaka untuk menandai perjanjian dagang dengan Kerajaan Sunda.

Tugu ini berisi tentang persetujuan untuk membangun benteng Portugis di pelabuhan Sunda Kelapa sebagai imbalan atas hak monopoli perdagangan lada.

Tugu ini terbuat dari batu pasir berukuran 3 x 1 x 0,5 meter.

Di sekitar tugu ini terdapat beberapa situs sejarah, seperti Museum Fatahillah dan Museum Bahari.

- Taman Perburuan: Taman ini terletak di Jalan Ir. Haji Juanda No. 13, Kelurahan Paledang, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor.

Taman ini dibuat pada tahun 1744 Masehi oleh Gubernur Jenderal VOC Gustaaf Willem van Imhoff sebagai hadiah untuk Sultan Muhammad Syafiuddin dari Banten.

Taman ini merupakan bekas taman perburuan raja-raja Pajajaran yang memiliki luas sekitar 87 hektar.

Taman ini memiliki berbagai macam koleksi tanaman, binatang, danau, dan bangunan.

Taman ini sekarang menjadi Kebun Raya Bogor yang merupakan salah satu kebun raya tertua di dunia.

Itulah beberapa jejak-jejak peninggalan Kerajaan Pajajaran yang masih bisa dikunjungi hingga kini.

Dengan mengunjungi situs-situs tersebut, kita bisa belajar tentang sejarah dan budaya kerajaan yang pernah berjaya di tanah Pasundan ini.

Artikel Terkait