Berbagai kebijakan politik luar negeri dilakukan oleh Kertanegara untuk memperluas wilayah Kerajaan Singasari. Yang terkenal Ekspedisi Pamalayu.
Intisari-Online.com -Ada sejumlah kebijakan luar negeri yang dilakukan Kertanegara untuk mengembangkan wilayah Kerajaan Singasari.
Yang paling terkenal adalah Ekspedisi Pamalayu.
Apakah itu satu-satunya?
Kertanegara merupakan raja terakhir Singasari sekaligus raja terbesar kerajaan tersebut.
Dia berkuasa antara 1272-1292.
Di bawahnya, wilayah Kerajaan Singasari meliputi seluruh Jawa, Madura, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Melayu, dan Semenanjung Malayu.
Raja Kertanegara memang memiliki ambisi untuk menyatukan kerajaan-kerajaan di nusantara di bawah payung kekuasaan Singasari.
Kehebatannya dalam memerintah berhasil membawa Singasari menjadi salah satu kerajaan Hindu-Buddha terbesar di nusantara.
Pada awanya, kehidupan politik Kerajaan Singasari diwarnai banyak intrik istana yang berkaitan dengan pembunuhan anggota kerajaan, bahkan rajanya.
Secara berturut-turut, penguasa Singasari adalah Ken Arok, Anusapati, Tohjaya, Ranggawuni (Wisnuwardana), dan Kertanegara.
Pada masa kekuasaan Raja Kertanegara (1272-1292 M) inilah, Kerajaan Singasari berhasil mencapai masa kejayaan.
Dalam bidang politik, Raja Kertanegara terkenal akan gagasan perluasan cakrawala mandala ke luar Pulau Jawa, yang meliputi daerah seluruh dwipantara atau Nusantara.
Untuk mewujudkan cita-citanya itu, berikut ini beberapa upaya politik luar negeri yang ditempuh Raja Kertanegara selama memerintah di Singasari.
Pada 1275, Raja Kertanegara mengirimkan ekspedisi untuk menaklukkan Melayu yang terkenal dengan nama ekspedisi Pamalayu. Sasaran ekspedisi ini adalah untuk menguasai Sriwijaya.
Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut, Singasari harus menanamkan pengaruh di daerah disekitarnya, termasuk Melayu.
Ekspedisi tersebut berangkat pada 1275 dan dipimpin oleh Mahesa Anabrang (Kebo Anabrang).
Sebagai tanda persahabatan, Raja Kertanegara menghadiahkan patung Amogapasha kepada penguasa Melayu.
Raja Kertanegara menginginkan wilayah Singasari hingga meliputi seluruh Nusantara.
Beberapa daerah yang berhasil ditaklukkan misalnya Bali, Kalimantan Barat, Maluku, seluruh Jawa, dan Pulau Gurun yang terletak di Indonesia bagian timur.
Bali berhasil ditaklukkan pada 1284 M dan rajanya saat itu ditawan untuk dibawa ke Singasari di Malang.
Dalam prasasti yang tertera pada bagian belakang arca Camundi dari Desa Ardimulyo (Singasari) yang berangka tahun 1292 M, dikatakan bahwa Raja Kertanegara menang di seluruh wilayah dan menundukkan semua pulau-pulau yang lain.
Oleh karena itu, pada masa pemerintahannya tentara Singasari kerap dikirim keluar daerah dalam rangka perluasan wilayah.
Menjalin hubungan dengan kerajaan lain di luar Indonesia Dalam rangka memperkuat politik luar negerinya, Raja Kertanegara menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan lain di luar Kepulauan Indonesia.
Tindakan ini rupanya didorong oleh ancaman dari China, yang saat itu dikuasai oleh Kubilai Khan dari Dinasti Yuan.
Kubilai Khan diketahui sedang memperluas pengaruhnya dengan meminta pengakuan kekuasaan dari negeri-negeri yang sebelumnya mengakui kekuasaan Dinasti Sung.
Jawa pun tidak luput dari incaran, terbukti dengan utusan Kubilai Khan yang mulai datang pada 1290 dan 1291.
Untuk menghadapi Kubilai Khan, Raja Kertanegara menjali hubungan dengan Raja Jayasingawarman III dari Kerajaan Campa.
Hal itu dibuktikan dengan keberadaan Prasasti Po Sah yang berangka tahun 1306 M, yang menyatakan bahwa Raja Jayasingawarman III memperistri salah seorang saudara perempuan Raja Kertanegara.