Find Us On Social Media :

Bagaimana Seni Lukis yang Ada Pada Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Lanjut?

By Ade S, Selasa, 19 September 2023 | 10:33 WIB

Gambar cap tangan di dalam Gua Leang Petta, Sulawesi Selatan. Artikel ini menjelaskan bagaimana seni lukis yang ada pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut, termasuk ciri, makna, dan lokasinya.

Intisari-Online.com - Anda mungkin pernah mendengar tentang lukisan gua tertua di dunia yang berusia 45.500 tahun.

Tahukah Anda bahwa lukisan itu dibuat oleh manusia purba yang hidup pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut?

Jika Anda penasaran bagaimana seni lukis yang ada pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut, maka artikel ini cocok untuk Anda.

Artikel ini akan membahas tentang ciri-ciri, makna, dan lokasi penemuan lukisan-lukisan yang dibuat oleh manusia purba pada zaman Mesolitikum Akhir.

Anda akan terpesona oleh keindahan dan kekayaan budaya yang terkandung dalam lukisan-lukisan tersebut.

Manusia purba yang hidup pada masa Mesolitikum Akhir masih meneruskan tradisi berburu dan meramu yang diwarisi dari zaman sebelumnya.

Mereka mencari makanan dari alam dan menggunakan alat-alat yang terbuat dari batu, tulang, dan kulit kerang.

Kehidupan sosial mereka ditandai dengan mobilitas tinggi, yaitu sering berpindah dari satu tempat ke tempat lain sesuai dengan ketersediaan sumber daya.

Meskipun demikian, pada masa ini juga mulai muncul kecenderungan untuk menetap di gua-gua alam yang menawarkan perlindungan dari cuaca dan binatang buas.

Namun, penempatan di gua-gua ini tidak bersifat permanen, melainkan sementara sampai kondisi lingkungan tidak lagi mendukung.

Baca Juga: Bagaimana Pembagian Kerja Antara Laki-laki dan Wanita pada Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan?

Salah satu bukti kebudayaan yang ditinggalkan oleh manusia purba pada masa ini adalah gambar tangan yang terdapat pada dinding gua.

Gambar ini diduga merupakan simbol identitas atau komunikasi antara kelompok-kelompok berburu.

Seni lukis di gua

Manusia purba yang hidup pada zaman Mesolitikum Akhir masih menjalani kehidupan berburu dan meramu sebagai sumber makanan mereka.

Mereka memanfaatkan alam sebagai bahan pembuatan alat-alat yang terdiri dari batu, tulang, dan kulit kerang.

Mereka juga memiliki mobilitas yang tinggi, yaitu sering berpindah tempat sesuai dengan kondisi lingkungan.

Namun, pada zaman ini juga terlihat adanya upaya untuk menetap di gua-gua alam yang memberikan perlindungan dari ancaman luar.

Penempatan di gua-gua ini bersifat sementara, karena mereka akan meninggalkannya jika lingkungan tidak lagi mendukung.

Di gua-gua inilah, mereka menunjukkan kemampuan seni mereka, terutama seni lukis.

Mereka melukis di dinding gua tentang pengalaman, perjuangan, dan harapan hidup mereka, seperti cap-cap tangan dengan warna merah, hitam, atau putih.

Cap-cap tangan ini dibuat dengan cara menyemprotkan cat merah ke dinding dengan tangan sebagai cetakan.

Baca Juga: Bagaimana Cara Manusia Berburu pada Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan?

Lukisan-lukisan ini menjadi saksi sejarah keberadaan manusia purba pada zaman berburu dan meramu tingkat lanjut.

Lewat lukisan ini, mereka juga ingin menyampaikan bagaimana kehidupan sosial-ekonomi serta kepercayaan masyarakat yang hidup pada zaman itu.

Tempat penemuan

Pada tahun 1950, seorang sejarawan bernama C.H.M. Heeren-Palm menemukan sebuah lukisan dinding di Gua Pattae, Maros, Sulawesi Selatan.

Lukisan ini menggambarkan seekor babi rusa yang sedang melompat dengan panah yang menusuk jantungnya.

Lukisan ini memberikan gambaran tentang cara manusia purba bertahan hidup dengan memburu hewan-hewan di sekitarnya.

Selain itu, di dinding gua juga terdapat berbagai cap-cap tangan dengan warna merah yang dibuat dengan cara yang sama seperti di gua-gua lainnya.

Banyak peneliti yang mengklaim bahwa lukisan di Gua Maros ini adalah lukisan tertua di dunia, karena berusia sekitar 45.500 tahun.

Lukisan pada zaman berburu dan meramu tingkat lanjut tidak hanya ditemukan di beberapa gua di Sulawesi Selatan, tetapi juga di Jawa Timur, Nusa Tenggara, dan Irian Jaya.

Demikianlah artikel tentang bagaimana seni lukis yang ada pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut. Semoga artikel ini dapat memberikan Anda wawasan baru tentang kehidupan dan kebudayaan manusia purba pada zaman tersebut.

Baca Juga: Syarat Interaksi Sosial Dapat Tetap Terpenuhi Walaupun Kedua Belah Pihak Belum Pernah Bertemu Sebelumnya