Find Us On Social Media :

Ketika PKI Mencoba Lakukan Pemberontakan Ke Pemerintah Belanda, Namun Gagal Karena Kecerobohan Sosok Ini

By Afif Khoirul M, Minggu, 10 September 2023 | 09:15 WIB

Alimin adalah sosok pemberontak PKI yang gagal melawan Belanda.

Kelima, ia tidak memiliki keberuntungan yang baik. Ia berangkat ke Singapura pada akhir Oktober 1926 untuk berunding dengan Tan Malaka

Tetapi tidak bisa kembali ke Indonesia karena pemberontakan sudah meletus lebih awal dari rencana. Ia ditangkap oleh polisi Inggris di Singapura dan diasingkan ke India.

Faktor-Faktor Lain yang Mempengaruhi Kegagalan Pemberontakan PKI 1926

Selain peran Alimin, ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi kegagalan pemberontakan PKI 1926.

Berikut adalah beberapa di antaranya:

Persiapan yang kurang matang*

PKI tidak memiliki rencana yang jelas dan rinci tentang tujuan, sasaran, waktu, tempat, dan cara pemberontakan.

PKI juga tidak memiliki persenjataan, perlengkapan, dan logistik yang memadai untuk menghadapi pasukan Belanda yang lebih kuat dan profesional.

PKI juga tidak memiliki intelijen yang efektif untuk mengantisipasi gerakan-gerakan musuh .

Reaksi pemerintah kolonial Belanda

Pemerintah kolonial Belanda mengetahui adanya rencana pemberontakan PKI sejak awal tahun 1926 melalui informan-informan mereka di dalam organisasi PKI.

Pemerintah kolonial Belanda segera mengambil langkah-langkah preventif dan represif untuk mencegah dan menumpas pemberontakan.

Pemerintah kolonial Belanda menangkap, mengeksekusi, mengasingkan, atau menginternir ribuan anggota dan simpatisan PKI.

Pemerintah kolonial Belanda juga melakukan operasi militer di wilayah-wilayah yang menjadi pusat pemberontakan, seperti Banten, Jawa Tengah, dan Sumatera Barat.

Sikap rakyat Indonesia terhadap komunisme Rakyat

Indonesia pada umumnya tidak mendukung ideologi komunis yang dibawa oleh PKI.

Rakyat Indonesia masih terikat dengan nilai-nilai agama, adat, dan nasionalisme yang bertentangan dengan komunisme.

Rakyat Indonesia juga tidak merasakan adanya penindasan kelas yang berat dari pemerintah kolonial Belanda, sehingga tidak merasa perlu untuk melakukan revolusi sosialis.

Rakyat Indonesia lebih memilih untuk bergabung dengan partai-partai nasionalis lainnya, seperti SI dan PNI, yang lebih moderat dan realistis dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.