Dengan Teknologi Ini, Bisa Jadi Solusi Indonesia untuk Menjadi Pemasok Nikel Kelas 1 Dunia

Afif Khoirul M

Penulis

Indonesia ternyata bisa menjadi pemasok Nikel dunia dengan menggunakan teknologi ini.

Intisari-online.com -Nikel adalah salah satu komoditas strategis yang memiliki peran penting dalam industri baterai kendaraan listrik.

Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, namun masih menghadapi tantangan dalam pengolahan nikel menjadi produk bernilai tinggi.

Salah satu tantangan tersebut adalah pengelolaan limbah yang ramah lingkungan.

Teknologi pengolahan nikel yang saat ini banyak digunakan oleh para penambang adalah High Pressure Acid Leach (HPAL), yang memproses bijih nikel dengan tekanan tinggi dan suhu tinggi. Namun, teknologi ini memiliki beberapa kelemahan, antara lain:

1. Biaya investasi dan operasional yang tinggi

2. Risiko kegagalan teknis yang tinggi

3. Pengelolaan limbah yang sulit dan berpotensi mencemari lingkungan

4. Emisi karbon yang tinggi

Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut, Indonesia membutuhkan teknologi pengolahan nikel yang inovatif, efisien, dan ramah lingkungan.

Salah satu teknologi yang menawarkan solusi tersebut adalah Step Temperature Acid Leach (STAL), yang dikembangkan oleh PT Trinitan Metal and Minerals Tbk (TMM).

Teknologi STAL adalah teknologi pengolahan mineral berbasis hidrometalurgi yang memproses bijih nikel dengan tekanan atmosfer dan suhu bertahap.

Baca Juga: Jadi Rebutan Negara-Negara Maju Dunia, Ini Alasan Nikel Indonesia Dianggap Sangat Berharga

Teknologi ini memiliki beberapa keunggulan, antara lain:

- Biaya investasi dan operasional yang rendah

- Risiko kegagalan teknis yang rendah

- Pengelolaan limbah yang zero-waste dan dapat diolah menjadi produk samping

- Emisi karbon yang rendah

Teknologi STAL mampu menghasilkan recovery nikel di atas 90 persen dari bijih nikel kadar rendah.

Produk akhir dari teknologi ini adalah nikel sulfat dan kobalt sulfat, yang merupakan bahan baku utama untuk baterai kendaraan listrik.

Selain itu, teknologi STAL juga menghasilkan produk samping berupa besi oksida dan aluminium oksida, yang dapat digunakan untuk industri baja atau bahan bangunan.

Teknologi STAL telah mendapatkan apresiasi dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, yang mengatakan bahwa teknologi ini merupakan pengembangan teknologi baru dari anak bangsa yang patut didukung.

Luhut juga berharap bahwa teknologi STAL dapat menarik investor asing yang memperhatikan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) dalam berinvestasi.

Dengan demikian, teknologi STAL dapat menjadi solusi Indonesia untuk menjadi pemasok nikel kelas 1 dunia, sekaligus mendukung upaya pembangunan rendah karbon dan berkelanjutan.

Baca Juga: Dijuluki Raksasa Nikel Dunia, Mengapa Indonesia Belum Bisa Mengguncang Dunia?

Teknologi STAL merupakan terobosan teknologi nikel ramah lingkungan karya anak bangsa.

Artikel Terkait