Ia harus berhadapan dengan tekanan dan ancaman dari pihak penjajah.
Bung Karno pernah ditangkap, diadili, dan dibuang ke berbagai tempat oleh pemerintah kolonial Belanda.
Salah satu tempat pembuangan yang paling berkesan bagi Bung Karno adalah Ende, Flores.
Baca Juga: Sosok Sayuti Melik, dari Pembuangannya ke Boven Digul hingga Menjadi Pengetik Naskah Proklamasi
Menderita di Ende
Bung Karno dibuang ke Ende pada tahun 1933 bersama istrinya, Inggit Garnasih.
Di sana, ia tinggal di sebuah rumah sederhana yang tidak memiliki fasilitas yang memadai.
Bung Karno juga harus menjalani pengawasan ketat dari pihak Belanda.
Di Ende, penyakit malaria Bung Karno kambuh dengan parah.
Ia sering demam tinggi dan merasa lemas. Ia bahkan sempat dirawat di rumah sakit selama berminggu-minggu.
Dokter yang merawatnya mengatakan bahwa Bung Karno mendekati ajalnya karena malaria.
Bung Karno juga merasa stres dan tertekan karena tidak bisa berkomunikasi dengan rekan-rekannya di pergerakan nasional.