Find Us On Social Media :

Sosok Sayuti Melik, dari Pembuangannya ke Boven Digul hingga Menjadi Pengetik Naskah Proklamasi

By Afif Khoirul M, Kamis, 17 Agustus 2023 | 13:45 WIB

Sayuti Melik ditunjuk sebagai pengetik naskah proklamasi menggunakan mesin ketik.

Ia juga menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang dibentuk oleh Jepang pada tahun 1945.

Pada tanggal 16 Agustus 1945, setelah Jepang menyerah kepada Sekutu, Sayuti Melik ikut serta dalam peristiwa Rengasdengklok yang menculik Soekarno dan Hatta agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Keesokan harinya, ia bersama dengan Soekarno, Hatta, dan Ahmad Soebardjo merumuskan naskah proklamasi di rumah Laksamana Muda Tadashi Maeda di Jakarta.

Sayuti Melik ditunjuk sebagai pengetik naskah proklamasi menggunakan mesin ketik pinjaman dari Komandan Angkatan Laut Jerman.

Dalam proses pengetikan, ia juga memberikan beberapa perubahan pada naskah proklamasi, seperti mengganti kata "tempoh" menjadi "tempo" dan "wakil-wakil bangsa Indonesia" menjadi "atas nama bangsa Indonesia".

Naskah proklamasi yang diketik oleh Sayuti Melik kemudian ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta dan dibacakan di depan rakyat Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Setelah kemerdekaan Indonesia, Sayuti Melik tetap berkiprah dalam dunia politik dan jurnalistik.

Ia menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari fraksi Golongan Karya (Golkar) dari tahun 1971 hingga 1982.

Juga menjadi pemimpin redaksi majalah Indonesia Raya dan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Ia juga menulis beberapa buku, seperti Boven Digul: Kenangan Seorang Tawanan Politik, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, dan Memoar Sayuti Melik.

Sayuti Melik meninggal dunia pada 27 Februari 1989 di Jakarta.

Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Sayuti Melik adalah sosok yang patut dihormati dan diteladani oleh generasi muda Indonesia. 

Beliau adalah saksi sejarah dan pelaku kemerdekaan yang berani berjuang dan berkorban demi bangsa dan negara.

Ia juga adalah seorang intelektual dan jurnalis yang kritis dan visioner.

Juga adalah pengetik naskah proklamasi yang membawa harapan dan cita-cita bagi bangsa Indonesia.