Find Us On Social Media :

Sosok Sukarni Kartodiwirjo, Pemimpin Golongan Muda yang Berani Menculik Soekarno-Hatta

By Afif Khoirul M, Rabu, 16 Agustus 2023 | 10:10 WIB

Salah satu peristiwa yang menunjukkan keberanian Sukarni adalah penculikan Soekarno-Hatta.

Mereka juga membujuk Soekarno-Hatta untuk kembali ke Jakarta dan segera memproklamasikan kemerdekaan.

Mereka meyakinkan Soekarno-Hatta bahwa rakyat Indonesia sudah mendukung proklamasi dan siap menghadapi segala risiko.

Akhirnya, Soekarno-Hatta bersedia untuk kembali ke Jakarta.

Mereka meninggalkan Rengasdengklok pada sore hari dengan dikawal oleh para pemuda.

Di perjalanan, mereka sempat dihadang oleh pasukan Jepang yang mencurigai mereka.

Namun, berkat keberanian dan kelicikan para pemuda, mereka berhasil lolos dari pengejaran Jepang.

Soekarno-Hatta tiba di Jakarta pada malam hari.

Mereka langsung menuju rumah Laksamana Maeda, seorang perwira tinggi Jepang yang bersimpati dengan perjuangan Indonesia.

Di rumah itu, mereka bertemu dengan para pemimpin lainnya dan menyempurnakan naskah proklamasi.

Mereka juga menentukan tempat dan waktu pelaksanaan proklamasi.

Pada pagi hari 17 Agustus 1945, Soekarno-Hatta membacakan teks proklamasi di halaman rumah Maeda di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Jakarta.

Peristiwa ini disaksikan oleh ratusan orang yang berkumpul di sana.

Dengan demikian, Indonesia resmi menyatakan kemerdekaannya dari penjajahan Belanda dan Jepang.

Peristiwa penculikan Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok merupakan salah satu momen penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia.

Peristiwa ini menunjukkan semangat dan tekad para pemuda untuk meraih kemerdekaan secepat mungkin.

Peristiwa ini juga menunjukkan peran Sukarni Kartodiwirjo sebagai pemimpin golongan muda yang berani dan militan.

Sukarni Kartodiwirjo tidak hanya berperan dalam penculikan Soekarno-Hatta, tetapi juga dalam berbagai peristiwa lainnya yang berkaitan dengan kemerdekaan Indonesia.

Ia adalah salah satu pendiri Partai Murba, sebuah partai politik yang berhaluan sosialis dan anti-imperialisme. Ia juga menjadi anggota Konstituante dan DPR RI.

Sukarni Kartodiwirjo meninggal pada 7 Mei 1971 di Jakarta. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Pada 7 November 2014, ia dianugerahi gelar pahlawan nasional oleh Presiden Joko Widodo.

Gelar ini merupakan penghargaan atas jasa-jasanya dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.