Find Us On Social Media :

Dikenal Sebagai Gurunya Tokoh Zaman Pergerakan, Sosok Ini Justru Menjalani Akhir Hayatnya Dengan Getir

By Moh. Habib Asyhad, Minggu, 13 Agustus 2023 | 20:06 WIB

Tirto Adhi Soerjo tak hanya dikenal sebagai bapak pers Indonesia, dia juga gurunya para aktivis pada zaman pergerakan.

Kritik atau kecaman kepada pemerintah kolonial Belana itu ia kemas dalam bentuk cerita pendek.

Tak hanya menjadi jurnalis, Tirto juga merupakan seorang perumus gagasan dan pengarang karya-karya nonfiksi.

Atas hasil karya dan perjuangannya dalam dunia jurnalistik Indonesia, ia pun kemudian ditetapkan sebagai Bapak Pers Nasional oleh Dewan Pers RI pada tahun 1973.

Tak hanya sebagai Bapak Pers Nasional, Tirto juga dikenal sebagai Tokoh Kebangkitan Nasional Indonesia, dan perintis persuratkabaran dan kewartawanan nasional Indonesia.

Tirto menjadi orang pertama yang menggunakan surat kabar sebagai alat propaganda dan pembentuk pendapat umum.

Dalam tulisan-tulisan yang dibuat, Tirto termasuk berani menuliskan kecaman-kecaman pedas terhadap pemerintah kolonial Belanda.

Oleh sebab itu, Tirto ditangkap dan disingkirkan dari Pulau Jawa ke Pulau Bacan, Maluku Utara.

Setelah usai dari masa pembuangannya, tahun 1914, Tirto bangkrut dan dijauhi teman-temannya.

Tirto pun tinggal di hotel miliknya zaman dulu, Hotel Medan Prijaji di Kramat, Jakarta.

Dia kemudian wafat di dalam kamar hotelnya pada 7 Desember 1918 karena disentri.

Pada saat jasadnya dikebumikan, hanya satu temannya yang menghadiri pemakaman tersebut, yaitu Goenawan.