Penulis
Intisari-online.com - Jusuf Kalla, mantan Ketua Umum Partai Golkar periode 2004-2009.
Baru-baru ini mengungkapkan bahwa untuk menjadi orang nomor satu di partai berlambang pohon beringin itu, perlu modal Rp500-Rp600 miliar.
Pernyataan ini menimbulkan berbagai reaksi dari publik, terutama di tengah isu munaslub yang menggoyang internal partai.
Apa sebenarnya alasan Jusuf Kalla membongkar modal jadi ketum Golkar yang fantastis itu? Apa untungnya bagi dirinya dan partainya?
Menurut Jusuf Kalla, modal besar yang dibutuhkan untuk menjadi ketum Golkar tidak hanya terjadi di partai tersebut, tapi hampir di semua partai politik (parpol), kecuali partai yang pendirinya masih ada, seperti PDIP dan NasDem.
Alasan utama di balik modal besar itu adalah biaya pemilihan ketum yang melibatkan banyak peserta dari berbagai daerah.
Jusuf Kalla mengatakan bahwa saat ia menjadi ketum Golkar, biaya yang dikeluarkan sangat kecil karena ia sudah menjabat sebagai wakil presiden di era Susilo Bambang Yudhoyono.
Namun, saat ini situasinya berbeda karena partai-partai sudah go public, artinya pemilihannya lebih terbuka dan kompetitif.
Dengan membongkar modal jadi ketum Golkar, Jusuf Kalla mungkin memiliki beberapa tujuan. Pertama, ia ingin menunjukkan bahwa ia adalah sosok yang jujur dan transparan dalam berpolitik.
Ia tidak ingin menyembunyikan fakta bahwa politik membutuhkan uang dan pengorbanan.
Kedua, ia ingin mengkritik praktik politik uang yang merajalela di Indonesia.
Baca Juga: Saat Pilpres Dilakukan Secara Langsung Untuk Pertama Kalinya pada 2004, Sosok Ini Jadi Pemenangnya
Ia menilai bahwa biaya politik yang tinggi akan mengurangi kualitas demokrasi dan kemandirian partai.
Ia juga menyoroti bahwa partai-partai terlalu tergantung pada penguasa untuk menentukan koalisinya.
Ketiga, ia ingin memberikan sinyal bahwa ia masih peduli dengan nasib partainya.
Ia tidak setuju dengan wacana munaslub yang dianggap akan menurunkan marwah Golkar.
Dia juga mendukung Airlangga Hartarto untuk tetap memimpin partai hingga akhir masa jabatannya.
Keempat, ia ingin memberikan motivasi bagi kader-kader muda Golkar untuk berani berkompetisi dan berkontribusi bagi partai.
Ia mengatakan bahwa modal uang bukanlah segalanya dalam politik.
JK menekankan pentingnya memiliki visi, misi, program, dan integritas sebagai pemimpin.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa alasan Jusuf Kalla membongkar modal jadi ketum Golkar mencapai Rp600 miliar adalah untuk memberikan informasi, kritik, sinyal, dan motivasi bagi publik, partainya, dan kader-kadernya.
Apa untungnya bagi dirinya dan partainya adalah untuk meningkatkan citra, kredibilitas, soliditas, dan produktivitas dalam berpolitik.
Baca Juga: Bongkar Utang Pemerintah Indonesia, Ternyata Beginilah Sosok Eks Wapres Jusuf Kalla