Penulis
Intisari-online.com - Polisi adalah penegak hukum yang bertugas melindungi dan mengayomi masyarakat.
Namun, ada kalanya polisi justru menjadi pelaku kekerasan yang menimbulkan korban jiwa di antara sesama anggotanya.
Fenomena polisi tembak polisi ini telah terjadi beberapa kali di Indonesia, dengan berbagai motif dan latar belakang.
Berikut ini adalah 4 kasus polisi tembak polisi yang pernah mengguncang institusi kepolisian di Indonesia:
1. Kasus baku tembak antara Bharada E dan Brigadir J di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo, Kadiv Propam Polri, pada 8 Juli 2022.
Kasus ini diduga dipicu oleh tindakan pelecehan seksual yang dilakukan oleh Brigadir J terhadap istri Irjen Ferdy Sambo.
Bharada E, yang merupakan asisten pengawal pribadi Irjen Ferdy Sambo, menegur Brigadir J yang saat itu masuk ke rumah dinas tanpa izin.
Brigadir J kemudian mengacungkan senjata dan menembak Bharada E, yang membalas tembakan tersebut hingga menewaskan Brigadir J.
2. Kasus penembakan oleh Brigadir Kepala MN terhadap Brigadir Satu HT di Lombok Timur, NTB, pada 25 Oktober 2021.
Kasus ini diduga dipicu oleh rasa cemburu dan curiga bahwa Brigadir Satu HT berselingkuh dengan istri Brigadir Kepala MN.
Penembakan terjadi di pintu gerbang rumah yang dihuni oleh korban.
Baca Juga: Kesal Polisi Tak Cepat Bergerak, Emak-emak Di Jambi Gerebek Sendiri Markas Narkoba Yang Meresahkan
Saat korban membuka pintu gerbang, pelaku kemudian menodongkan senjata senapan serbu dan menembak korban sebanyak 5 kali hingga tewas.
3. Kasus penembakan oleh Bripka AS terhadap Bripka RS di Mapolsek Ciputat Timur, Tangerang Selatan, pada 13 September 2019.
Kasus ini diduga dipicu oleh perselisihan antara keduanya terkait tugas piket.
Penembakan terjadi di ruang piket Mapolsek Ciputat Timur.
Saat korban sedang duduk di kursi piket, pelaku datang dan menembak korban sebanyak 3 kali hingga tewas.
4. Kasus penembakan oleh Bripka R terhadap Bripka A di Mapolsek Cengkareng, Jakarta Barat, pada 11 Januari 2019.
Kasus ini diduga dipicu oleh perbedaan pendapat antara keduanya terkait penanganan kasus narkoba.
Penembakan terjadi di ruang penyidik Mapolsek Cengkareng.
Saat korban sedang mengurus berkas kasus narkoba, pelaku datang dan menembak korban sebanyak 2 kali hingga tewas.
Kasus-kasus polisi tembak polisi ini menunjukkan adanya masalah internal di tubuh kepolisian, seperti kurangnya profesionalisme, disiplin, pengawasan, dan kesejahteraan anggota polisi.
Selain itu, kasus-kasus ini juga menimbulkan pertanyaan tentang penggunaan senjata api oleh polisi, apakah sudah sesuai dengan aturan dan prosedur yang berlaku.
Polisi tembak polisi adalah fenomena yang harus dicegah dan ditindaklanjuti secara tegas oleh institusi kepolisian.
Polisi harus menjadi contoh bagi masyarakat dalam menjaga ketertiban dan keamanan, bukan menjadi sumber kekerasan dan kriminalitas.