Find Us On Social Media :

Sosok Megawati Soekarnoputri, dari Caleg PDI hingga Presiden RI ke-5

By Afif Khoirul M, Minggu, 23 Juli 2023 | 10:35 WIB

23 Juli 2001, Megawati Soekarnoputri menjadi perempuan pertama yang menjadi presiden Indoesia. Dia menggantikan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang dilengserkan.

Intisari-online.com - Megawati Soekarnoputri adalah salah satu tokoh politik Indonesia yang memiliki latar belakang keluarga bersejarah.

Dia adalah putri dari Presiden Indonesia pertama, Soekarno, yang dikenal sebagai proklamator kemerdekaan Indonesia.

Namun, Megawati tidak langsung terjun ke dunia politik.

Dia baru mulai aktif di Partai Demokrasi Indonesia (PDI) pada tahun 1987, ketika dia menjadi calon legislatif dari daerah pemilihan Jawa Tengah.

Megawati kemudian naik pangkat di PDI dan menjadi Ketua Umum pada tahun 1993.

Namun, dia menghadapi tantangan dari pemerintah Orde Baru yang tidak menyukai sikap kritisnya terhadap rezim Soeharto.

Pada tahun 1996, Megawati dicopot dari jabatannya oleh Kongres Luar Biasa PDI yang didukung oleh pemerintah.

Hal ini memicu protes dari para pendukungnya yang kemudian disebut sebagai Peristiwa 27 Juli 1996.

Setelah jatuhnya Soeharto pada tahun 1998, Megawati mendirikan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) sebagai partai oposisi.

Pada pemilu 1999, PDI-P menjadi partai pemenang dengan meraih 33 persen suara.

Baca Juga: Sosok Perancang Lambang Garuda Pancasila Itu Di Akhir Hayatnya Justru Dituduh Sebagai Pengkhianat Negara

Megawati pun berhak menjadi Presiden, namun dia dikalahkan oleh Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dalam pemilihan di MPR.

Megawati akhirnya menjadi Wakil Presiden mendampingi Gus Dur.

Megawati hanya menjabat sebagai Wakil Presiden selama dua tahun.

Pada tahun 2001, Gus Dur diberhentikan oleh MPR karena dianggap gagal menjalankan pemerintahan.

Megawati pun dilantik sebagai Presiden RI ke-5 pada 23 Juli 2001.

Dia menjadi presiden perempuan pertama di Indonesia dan Asia Tenggara.

Sebagai Presiden, Megawati menghadapi berbagai masalah, seperti krisis ekonomi, terorisme, separatisme, dan korupsi.

Dia juga harus menghadapi oposisi dari partai-partai Islam yang tidak setuju dengan kepemimpinan perempuan.

Meski begitu, Megawati berhasil menjaga stabilitas politik dan keamanan nasional.

Dia juga melanjutkan reformasi demokrasi dan desentralisasi yang dimulai oleh Gus Dur.

Pada tahun 2004, Megawati mencalonkan diri kembali sebagai Presiden dalam pemilu langsung pertama di Indonesia.

Baca Juga: Kisah Hamengkubuwono II, Sultan Sepuh Mataram yang Tak Gentar Lawan Belanda

Dia berpasangan dengan KH Hasyim Muzadi, mantan Ketua Umum PBNU.

Namun, dia kalah di putaran kedua oleh pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Jusuf Kalla (JK).

Setelah tidak menjadi Presiden, Megawati tetap aktif di dunia politik sebagai Ketua Umum PDIP.

Dia juga mendukung Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden pada pemilu 2014 dan 2019.

Megawati dikenal sebagai sosok yang berpengaruh dan disegani di kancah politik Indonesia.