Prabowo kemudian diduga sebagai orang di balik penculikan sejumlah aktivis tahun 1998.
'Terungkap' Dalam Dokumen Rahasia AS
Pada Juli 2018, lembaga Arsip Keamanan Nasional (NSA) Amerika Serikat merilis 34 dokumen rahasia yang mengungkap berbagai laporan pada masa sebelum reformasi di Indonesia.
Termasuk salah satunya tentang Prabowo Subianto yang diduga memerintahkan Kopassus untuk menculik sejumlah aktivis pada 1998 dan adanya perselisihan di tubuh militer.
Dokumen-dokumen yang dibuka untuk publik ini mencakup periode Agustus 1997 sampai Mei 1999.
Sebagian berisi percakapan staf Kedutaan AS di Jakarta dengan pejabat-pejabat Indonesia, lainnya adalah laporan para diplomat mengenai situasi di Indonesia saat itu.
Lantas, siapa yang bertanggung jawab atas penculikan para aktivis?
Salah satu arsip yang bertanggal 7 Mei 1998 ini menunjukkan catatan staf Kedutaan Besar AS di Jakarta mengenai nasib para aktivis yang hilang.
Catatan itu menyebutkan bahwa para aktivis yang hilang kemungkinan ditahan di fasilitas Kopassus di jalan lama yang menuju Bogor dari Jakarta.
Hasil percakapan seorang staf politik Kedutaan Besar AS di Jakarta dengan seorang pemimpin organisasi mahasiswa menyoroti nama Prabowo Subianto.
Narasumber tersebut mengklaim mendapat informasi dari Kopassus bahwa penculikan paksa dilakukan oleh Grup 4 Kopassus. Informasi itu juga mengatakan bahwa ada konflik di antara divisi Kopassus bahwa Grup 4 masih berada di bawah kendali Prabowo.
"Penculikan itu diperintahkan oleh Prabowo yang mengikuti perintah dari Presiden Soeharto," demikian dokumen tersebut.
Pada saat kampanye pemilihan presiden 2014, Prabowo sering ditanya tentang peristiwa 1998 dan mengatakan dia hanya menjalankan perintah atasan.
"Sebagai seorang prajurit, kami melakukan tugas kami sebaik-baiknya," ucap dia dalam debat capres pertama.
"Itu merupakan perintah atasan saya."