Find Us On Social Media :

Jumlahnya Lebih Banyak Dari Swasta, Beginilah Sejarah Sekolah Negeri Di Indonesia

By Tjahjo Widyasmoro, Senin, 17 Juli 2023 | 22:42 WIB

Ilustrasi - Anak sekolah SMA

Di vihara, anak-anak belajar membaca dan menulis aksara Pallawa, menghafal sutra-sutra Buddha, dan mempelajari ajaran Buddha.

Guru-guru, lembaga pendidikan adat Minangkabau yang mengajarkan ilmu pengetahuan, seni, dan budaya Minangkabau.

Guru-guru terdiri dari tiga tingkatan, yaitu surau (untuk anak-anak), rantau (untuk remaja), dan pusako (untuk dewasa).

Sekolah-sekolah di Masa Kolonial

Pendidikan formal di Indonesia mulai dikenal pada masa ini, pada awal masa penjajahan sampai tahun 1903 sekolah formal masih dikhususkan bagi warga Belanda di Hindia Belanda.

Sekolah yang ada pada masa itu antara lain ELS (Europeesche Lagere School), HIS (Hollandsch Inlandsche School), HCS (Hollandsch Chineesche School), MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs), AMS (Algemeene Middelbare School).

Pada tahun 1901, pemerintah Hindia Belanda memberlakukan Politik Etis, yang salah satu programnya adalah pendidikan.

Politik Etis bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat pribumi melalui pembangunan infrastruktur, irigasi, dan sekolah-sekolah.

Namun, pendidikan formal dibagi berdasarkan kelas sosial dan keturunan.

Hanya anak-anak pejabat dan bangsawan pribumi yang bisa mengenyam pendidikan formal.

Pada tahun 1930-an, pemerintah Hindia Belanda mulai memperluas akses pendidikan bagi rakyat pribumi.

Sekolah-sekolah baru didirikan di hampir semua provinsi di Hindia Belanda.