Find Us On Social Media :

Jelaskan Perkembangan Trem Pada Masa Pemerintah Belanda Hingga Masa Sekarang!

By Afif Khoirul M, Selasa, 4 Juli 2023 | 18:00 WIB

Ilustrasi - Trm transportasi pada masa Belanda.

Intisari-online.com - Dalam soal PKN memuat soal berjudul "

Jawaban: 

Trem adalah salah satu alat transportasi massal yang pernah populer di Indonesia, khususnya di Jakarta dan Surabaya.

Trem mulai beroperasi di Indonesia sejak masa pemerintahan kolonial Belanda, tepatnya pada akhir abad ke-19.

Sejak saat itu, trem mengalami beberapa perkembangan, baik dari segi teknologi maupun rute.

Soal: Bagaimanakah kesinambungan trem sebagai moda transportasi pada masa dahulu hingga sekarang?

Jawaban:

Trem Tenaga Kuda

Trem tenaga kuda adalah trem pertama yang beroperasi di Jakarta pada tahun 1869. Trem ini menggunakan empat ekor kuda untuk menarik gerbong yang bisa mengangkut sekitar 40 penumpang.

Ada dua rute yang dilewati trem ini, yaitu dari Tanah Abang sampai ke Jatinegara

Trem tenaga kuda ini tidak bertahan lama, karena memiliki banyak kelemahan. Salah satunya adalah kuda-kuda yang sering kelelahan karena harus menempuh jarak yang jauh.

Selain itu, kuda-kuda juga sering buang air besar dan kecil sembarangan, sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap dan mengotori jalanan.

Oleh karena itu, trem tenaga kuda digantikan oleh trem generasi kedua, yaitu trem uap.

Trem Uap

Trem uap pertama kali muncul di Jakarta pada tahun 1881. Trem ini menggunakan mesin uap untuk menggerakkan roda-roda gerbong.

Trem uap lebih cepat dan kuat daripada trem tenaga kuda, sehingga bisa mengangkut lebih banyak penumpang dan barang.

Trem uap juga mulai beroperasi di Surabaya pada tahun 1889. Trem uap di Surabaya memiliki rute yang lebih panjang dan melewati beberapa kota besar, seperti Malang, Pasuruan, dan Mojokerto.

Trem uap di Surabaya juga menjadi sarana transportasi bagi para pekerja pabrik gula dan tembakau.

Trem uap memiliki keunggulan dalam hal kecepatan dan kapasitas, tetapi juga memiliki kekurangan dalam hal biaya operasional dan polusi.

Trem uap membutuhkan bahan bakar berupa batu bara yang mahal dan langka. Selain itu, trem uap juga mengeluarkan asap hitam yang mencemari udara.

Oleh karena itu, trem uap digantikan oleh trem generasi ketiga, yaitu trem listrik.

Trem Listrik

Trem listrik pertama kali beroperasi di Jakarta pada tahun 1899. Trem ini menggunakan listrik sebagai sumber energi untuk menggerakkan motor listrik yang ada di gerbong.

Trem listrik lebih hemat dan bersih daripada trem uap, karena tidak membutuhkan bahan bakar fosil dan tidak mengeluarkan asap.

Trem listrik juga mulai beroperasi di Surabaya pada tahun 1910. Trem listrik di Surabaya memiliki rute yang lebih luas dan melewati beberapa kota kecil, seperti Sidoarjo, Gresik, dan Lamongan.

Trem listrik di Surabaya juga menjadi sarana transportasi bagi para pelajar dan pegawai negeri².

Trem listrik menjadi alat transportasi massal yang paling populer di Indonesia pada masa pemerintahan kolonial Belanda hingga masa kemerdekaan.

Trem listrik memberikan banyak manfaat bagi masyarakat Indonesia, seperti mempermudah mobilitas, meningkatkan aktivitas ekonomi, dan menyediakan lapangan pekerjaan.

Namun, trem listrik juga menghadapi banyak tantangan, seperti persaingan dengan angkutan lain (seperti becak, oplet, bus, dan mobil), kerusakan infrastruktur akibat perang dunia kedua dan revolusi fisik, serta kurangnya perawatan dan pembaruan.

Oleh karena itu, trem listrik mulai ditinggalkan oleh masyarakat Indonesia sejak tahun 1960-an.

Trem Modern

Trem modern adalah trem generasi terbaru yang beroperasi di Indonesia pada masa sekarang. Trem modern menggunakan teknologi canggih untuk meningkatkan kenyamanan, keamanan, dan efisiensi transportasi.

Trem modern juga menggunakan energi terbarukan untuk mengurangi dampak lingkungan.

Trem modern mulai beroperasi di Jakarta pada tahun 2019. Trem modern di Jakarta adalah Moda Raya Terpadu (MRT) dan Light Rail Transit (LRT).

MRT dan LRT memiliki rute yang menghubungkan pusat kota dengan kawasan pinggiran.

MRT dan LRT bertujuan untuk mengatasi masalah kemacetan, polusi, dan keterbatasan angkutan publik di Jakarta.