Find Us On Social Media :

Kisah Sultan Hamengkubuwono, Raja Mataram Yogyakarta yang Pernah Turun dan Naik Takhta

By Afif Khoirul M, Selasa, 4 Juli 2023 | 14:15 WIB

Sosok Hamengkubuwono II

Ia menjadi sultan termuda Yogyakarta karena naik takhta pada usia 10 tahun pada tahun 1814 setelah ayahnya turun takhta untuk kedua kalinya.

Ia memerintah selama sembilan tahun hingga meninggal pada tahun 1823 karena sakit .

Sultan Hamengkubuwono VII (1839-1921) adalah putra dari Sultan Hamengkubuwono V dan cucu dari Sultan Hamengkubuwono II.

Ia naik takhta pada tahun 1877 setelah ayahnya meninggal.

Ia dikenal sebagai "Sultan Sugih" atau sultan kaya karena berhasil meningkatkan kesejahteraan rakyat dan keraton.

Juga berprestasi dalam bidang pendidikan, budaya, dan militer.

Pada tahun 1921, di usianya yang telah menginjak 82 tahun, Sultan Hamengkubuwono VII memilih turun takhta dan meninggal di tahun yang sama

Sultan Hamengkubuwono IX** (1912-1988) adalah putra dari Sultan Hamengkubuwono VIII dan cicit dari Sultan Hamengkubuwono II.

Dengan naik takhta pada tahun 1939 setelah ayahnya meninggal.

Ia menjadi sultan yang berperan penting dalam sejarah Indonesia karena mendukung perjuangan kemerdekaan dan menjadi wakil presiden pertama Republik Indonesia.

Juga menjadi gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta sejak tahun 1950 hingga meninggal pada tahun 1988.

Baca Juga: Kisah Perjuangan Pangeran Mangkubumi Melawan Penyakit Cacar dan Penjajah Belanda

Itulah beberapa pengalaman unik Sultan Hamengkubuwono yang pernah turun dan naik takhta.

Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan Anda tentang sejarah Yogyakarta.