Find Us On Social Media :

Dikenal Sebagai Kerajaan Hindu-Buddha, Justru Kepercayaan Ini Yang Lebih Dominan Di Masa Majapahit

By Moh. Habib Asyhad, Kamis, 29 Juni 2023 | 16:17 WIB

Hindu dan Buddha ternyata bukan kepercayaan paling populer di kalangan masyarakat kerajaan Majapahit. Kepercayaan lokal lebih dominan.

"Para elitnya menganut kepercayaan untuk memuja kepada para Dewa sebagaimana dalam ajaran Hindu," tambahnya.

Pada saat itu, agama Hindu merupakan agama yang cukup eksklusif.

Sehingga para raja dan bangsawan yang hidup di dalam istana menganutnya.

"Hindu jadi agama para elit di Majapahit."

"Begitu juga dengan upaya raja untuk menyebar luaskan ajaran Hindu kepada masyarakat kerajaan, hingga daerah-daerah vassal-nya," lanjutnya.

Akan tetapi agama Hindu tidak sepenuhnya sampai dan dianut oleh masyarakat kerajaan.

Earl Drake, Duta Besar Kanada untuk Indonesia tahun 1982-1983, sependapat dengan Sanyoto.

Penjelasan Drake dituliskan dalam buku yang berjudul Gayatri Rajaptni: Perempuan di Balik Kejayaan Majapahit, terbitan tahun 2012.

Dia berusaha menyinggung kepercayaan masyarakat lokal di Majapahit yang sebenarnya.

Drake menyebut Majapahit merupakan kerajaan yang majemuk, khususnya dalam hal kepercayaan.

"Masyarakat Majapahit secara umum tidak menganut Hindu, mereka memiliki kepercayaan tersendiri atau agama lokal," tulis Drake.

Maksud dari kepercayaan tersendiri atau agama lokal itu adalah mereka masih mempercayai tentang adanya kekuatan magis dari ruh nenek moyangnya.

"Kepercayaannya masyarakat Majapahit adalah animisme, yaitu keyakinan terhadap roh nenek moyang," tambahnya.

Dan kepercayaan ini telah ada jauh sebelum masehi.

Dengan fakta inilah para peneliti sepakat bahwa animisme adalah kepercayaan purba di Indonesia, di mana telah ada sejak era neolitik.