Find Us On Social Media :

Mataram vs Blambangan, Kisah Perang yang Mengubah Peta Politik Jawa Timur

By Afif Khoirul M, Selasa, 20 Juni 2023 | 08:15 WIB

Ilustrasi - Kerajaan Mataram Islam melawan kerajaan Blambangan.

Namun, Tumenggung Wiraguna tidak ikut serta dalam pertempuran tersebut karena sakit dan meninggal beberapa hari kemudian.

Pasukan Mataram juga tidak dapat mengendalikan wilayah Blambangan karena terus mendapat serangan balasan dari pasukan Bali.

Tahap ketiga (1678-1680): Amangkurat II, putra Amangkurat I, kembali mengirim pasukan untuk menaklukan Blambangan dengan bantuan dari VOC.

Pasukan gabungan ini berhasil mengalahkan pasukan Bali dan memasuki ibu kota Blambangan, yaitu Banyuwangi.

Raja Blambangan, yaitu Prabu Tawang Alun, melarikan diri ke Bali dan meninggal di sana. Blambangan pun jatuh ke tangan Mataram dan VOC.

Akhir pertempuran

Pertempuran antara Mataram dan Blambangan memiliki dampak dan akibat yang signifikan bagi peta politik Jawa Timur, yaitu:

Blambangan menjadi wilayah yang dikuasai oleh Mataram dan VOC secara bersama-sama.

Mataram mendapat hak atas tanah dan pajak, sedangkan VOC mendapat hak atas perdagangan dan pertambangan.

Baca Juga: Cerita Mistis Jenazah Raja Mataram Amangkurat I, Tidak Membusuk, Kuku Dan Rambutnya Tumbuh Terus

Blambangan juga menjadi basis bagi VOC untuk mengintervensi urusan dalam negeri Mataram.

Mataram mengalami kemunduran dan krisis akibat perang yang berkepanjangan.

Kerajaan ini terpecah menjadi dua, yaitu Surakarta dan Yogyakarta, karena perselisihan antara Amangkurat II dan putranya, Pangeran Puger.

Kerajaan ini juga terus berhadapan dengan pemberontakan-pemberontakan dari rakyat dan para bupati yang tidak puas dengan kebijakan-kebijakan raja.

Blambangan menjadi saksi sejarah perjuangan rakyat Jawa Timur melawan penjajahan.

Kerajaan ini menjadi simbol perlawanan sengit dan gigih terhadap dominasi Mataram dan VOC.

Juga menjadi tempat melestarikan budaya Hindu di tengah-tengah Islamisasi Jawa.