Find Us On Social Media :

Kompak Titip Pesan untuk Pertemuan Puan-AHY, Faktanya Mega-SBY Pernah Bekonflik Selama Lebih dari 1 Dekade, Ini Pemicunya

By Ade S, Senin, 19 Juni 2023 | 14:03 WIB

Pertemuan Puan dan AHY mengingatkan konflik antara Mega dan SBY selama lebih dari 1 dekade. Apakah pemicunya?

Intisari-Online.com - Salah satu fakta menarik dari pertemuan Puan Maharani dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) adalah adanya pesan yang dititipkan oleh kedua orang tua mereka.

Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sama-sama menitipkan pesan untuk anak mereka masing-masing menjelang pertemuan tersebut.

Sebuah, kekompakan yang terasa janggal mengingat sejarah konflik keduanya yang berlangsung selama lebih dari satu dekade.

Memang seperti apa konflik antara keduanya? Simak ulasannya berikut ini.

Pertemuan AHY-Mega

Dua tokoh partai politik, Puan Maharani dari PDI-P dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dari Partai Demokrat, melakukan pertemuan pribadi.

Pertemuan yang berlangsung di Hutan Kota Plataran, Senayan, Jakarta, pada hari Minggu (18/6/2023) ini merupakan kali pertama bagi keduanya.

Dalam kesempatan ini, mereka sepakat untuk menciptakan suasana Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang menyenangkan.

“Ini tentu sangat penting untuk memajukan bangsa dan negara,” ujar Puan setelah pertemuan, Minggu, seperti dilansir dari kompas.com.

“Kami mengharapkan bahwa pemilu mendatang ini adalah pemilu yang damai, pemilu yang menyenangkan, pemilu yang bisa menunjukkan bahwa pesta demokrasi rakyat ini adalah pesta bagi seluruh rakyat Indonesia,” lanjut Puan.

Di samping pertemuan ini, ternyata ada pesan yang disampaikan oleh Presiden kelima Indonesia Megawati Soekarnoputri dan Presiden keenam Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk pertemuan tersebut.

Baca Juga: Terungkap Isi Peristiwa Pertemuan AHY Dan Puan Maharani, Hutan Kota Senayan Jadi Saksinya 

Apa sebenarnya yang terjadi antara Mega dan SBY?

Baik Mega dan SBY sama-sama terlihat kompak bukan?

Namun, siapa sangka bahwa sebelumnya, selama lebih dari satu dekade, keduanya terlibat konflik.

Bagaimana konflik tersebut bisa terjadi? Simak uraiannya berikut ini.

Semuanya berawal dari 15 tahun yang lalu, pada tahun 2003. Saat itu Mega menjabat sebagai Presiden dan SBY menempati posisi Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam).

Tanda-tanda konflik mulai terlihat saat SBY sering muncul di televisi terkait program sosialisasi Pemilu 2004.

Masalahnya, SBY selalu membantah saat ditanya Mega soal rencana mencalonkan diri sebagai Presiden pada Pilpres 2004.

Di depan para jurnalis, SBY juga menyatakan bahwa dirinya sedang fokus menjalankan tugas sebagai menteri.

Kala itu, SBY tentu bukan satu-satunya menteri kabinet yang ditanya hal seperti itu oleh Mega. Menteri Hukum dan HAM Yusril Ihza Mahendra juga tak lepas dari pertanyaan serupa.

Wajar saja, sebagai Presiden yang ingin kembali bertarung pada Pemilu 2004, Mega merasa perlu tahu apakah ada di antara menterinya yang ingin maju dan bersaing dengannya.

Karena sudah merasa curiga dengan SBY, Mega pun diam-diam menjauhkan SBY dari kabinet.

Baca Juga: Di Balik Peristiwa Pertemuan Puan Maharani Dan AHY, Ternyata Ada SBY Yang Titip Ini 

Dalam pembahasan tentang Peraturan Pemerintah (PP) tentang Kampanye Pejabat Tinggi Negara, Mega bahkan tak melibatkan SBY.

Menyadari sikap Mega yang kian dingin, SBY akhirnya mengirim surat kepada Mega.

Isinya berupa konsultasi tentang tugasnya sebagai Menko Polkam. Namun, Mega tak membalas surat tersebut.

Puncaknya, SBY mengirim surat pengunduran diri kepada Megawati pada 11 Maret 2004.

Setelah mengundurkan diri, SBY mulai giat berkampaye untuk Partai Demokrat di berbagai daerah.

Dan seperti kita ketahui, SBY pada akhirnya memang benar-benar menjadi capres. Dia berpasangan dengan Jusuf Kalla menjadi peserta Pilpres 2004.

Saat itu, Mega juga mencalonkan diri didampingi Hasyim Muzadi.

Dalam pesta demokrasi langsung pertama di Indonesia itu, Mega ternyata dikalahkan oleh SBY. Komisi Pemilihan Umum (KPU) mencatat bahwa SBY memperoleh 60,62 persen suara, angka itu jelas lebih tinggi dari capaian suara Mega yang hanya 39,38 persen.

Sambil meneteskan air mata, Megawati meminta semua pihak menerima hasil Pilpres tersebut.

Walau pada akhirnya, Mega ternyata malah memilih tak hadir saat SBY dilantik pada 20 Oktober 2004.

Baca Juga: Puan Maharani Dan AHY Akan Bertemu Pagi Ini Di GBK, Bahas Cawapres Ya?