Find Us On Social Media :

Peristiwa Mandor, Ketika 21 Ribu Rakyat Kalimantan Barat Dibantai Penjajah Jepang

By Moh. Habib Asyhad, Selasa, 13 Juni 2023 | 09:17 WIB

Lebih dari 20 ribu masyarakat Kalimantan Barat dibantai oleh tentara penjajah Jepang. Semua berawal dari desas-desus adanya gerakan bawah tanah yang hendak memberontak Dai Nippon.

Lebih dari 20 ribu masyarakat Kalimantan Barat dibantai oleh tentara penjajah Jepang. Semua berawal dari desas-desus adanya gerakan bawah tanah yang hendak memberontak Dai Nippon.

Intisari-Online.com - Ada satu peristiwa berdarah yang tak mungkin dilupakan masyarakat Kalimantan Barat.

Itulah Peristiwa Mandor, ketika lebih dari 20 puluh ribu rakyat Mandor, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, dibantai oleh tentara Jepang.

Tidak bisa tidak, peristiwa yang terjadi pada 28 Juni 1944 itu adalah salah satu tragedi kemanusiaan terburuk yang pernah terjadi di Indonesia.

Semua bermula dari desas-desus yang terdengar oleh tentara Jepang.

Saat itu, Polisi Rahasia Kaigun atau Tokkeitai mendengar adanya persekongkolan pemberontakan melawan Jepang.

Bagaimanapun juga, saat itu kebencian terhadap penjajah Jepang sedang di ujung tanduk.

Selama pendudukan Jepang, rakyat dipaksa bekerja, disiksa jika tak menurut, kelaparan, hingga tak punya pakaian.

Di saat yang sama, Jepang membutuhkan simpati rakyat untuk mendukung perangnya.

Maka Jepang mendirikan Nissinkai, organisasi politik untuk menyalurkan ide-ide politik, yang tentunya tidak mengancam Jepang.

Tokoh politik, pengusaha, dan cendekiawan yang tergabung di antaranya JE Pattiasina (Kepala Urusan Umum Kantor Syuutizityo), Notosoedjono (tokoh Parindra), dan Ng Nyiap Sun (Kepala Urusan orang Asing/Kakyo Toseikatyo).

Para tokoh pergerakan ini diam-diam juga memiliki gerakan bawah tanah yang disebut Gerakan Enam Sembilan, jumlah anggotanya 69.