Kesuksesan Sosok Megawati Soekarnoputri, Pemimpin PDI-P yang Menagkan Pemilu 1999 Zaman Orde Baru

Afif Khoirul M

Penulis

Kisah PDI menang Pemilu tahun 1999 pertama selama Orde Baru.

Intisari-online.com - Megawati Soekarnoputri adalah salah satu tokoh politik Indonesia yang memiliki pengaruh besar dalam sejarah demokrasi di negeri ini.

Putri dari Presiden pertama Indonesia, Soekarno, ini pernah menjabat sebagai Presiden kelima Indonesia pada tahun 2001-2004.

Namun, sebelum menjadi presiden, Megawati juga pernah mengalami berbagai lika-liku politik yang menantang dan menegangkan.

Salah satu momen penting dalam perjalanan politik Megawati adalah ketika ia berhasil memimpin Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) untuk menang telak dalam pemilihan umum legislatif tahun 1999.

Pemilu ini merupakan pemilu pertama di era reformasi yang diikuti oleh 48 partai politik dengan berbagai aliran dan ideologi.

Pemilu ini juga menjadi pemilu terakhir yang diikuti oleh Provinsi Timor Timur sebelum memisahkan diri dari Indonesia.

PDI-P meraih 35.689.073 suara atau 33,74 persen dari total suara sah, dan mendapatkan 153 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

PDI-P unggul jauh dari partai-partai lainnya, termasuk Golkar yang merupakan partai penguasa di masa Orde Baru.

Kemenangan PDI-P menunjukkan tingginya popularitas dan simpati rakyat terhadap Megawati yang sebelumnya sempat dicopot dari jabatan ketua umum PDI oleh pemerintah Orde Baru pada tahun 1996.

Megawati juga dianggap sebagai representasi dari nasionalisme dan demokrasi yang menjadi aspirasi rakyat di tengah krisis politik dan ekonomi yang melanda Indonesia.

Ia mewarisi semangat perjuangan ayahnya yang merupakan proklamator kemerdekaan Indonesia.

Baca Juga: Diberikan Langsung Sosok Simon Cowell yang Terkenal 'Kejam', Ini Arti Golden Buzzer yang Didapat Putri Ariani

Juga memiliki basis massa yang luas dan solid, terutama dari kalangan perempuan, buruh, petani, dan masyarakat bawah.

Namun, kemenangan PDI-P tidak serta merta mengantarkan Megawati menjadi presiden di era sebelum pemilihan presiden secara langsung.

Pada pemilihan presiden melalui Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada Oktober 1999, yang terpilih sebagai presiden adalah Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, yang juga pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Ketika itu, Gus Dur terpilih berkat manuver Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais yang membangun Poros Tengah.

PAN membangun Poros Tengah bersama PKB, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Keadilan (sekarang PKS), dan Partai Bulan Bintang (PBB).

Amien Rais membangun poros ketiga di tengah perseteruan keras antara PDI-P sebagai pemenang pemilu dengan Golkar yang dianggap sebagai pewaris Orde Baru.

Megawati pun harus puas menjadi wakil presiden di bawah Gus Dur.

Namun, hubungan antara Gus Dur dan Megawati tidak harmonis.

Gus Dur sering mengambil keputusan tanpa berkonsultasi dengan Megawati atau parlemen.

Ia juga terlibat konflik dengan berbagai pihak, termasuk militer, media, dan kelompok Islam.

Akhirnya, pada Juli 2001, MPR menggelar sidang istimewa untuk memberhentikan Gus Dur dari jabatan presiden karena dianggap melanggar konstitusi.

Baca Juga: 6 Juni 1975, 6 Sosok Srikandi Ini Berhasil Persembahkan Piala Uber Pertama Untuk Indonesia

Sidang istimewa MPR juga memutuskan untuk mengangkat Megawati sebagai presiden menggantikan Gus Dur.

Dengan demikian, Megawati menjadi presiden perempuan pertama di Indonesia dan Asia Tenggara.

Ia juga menjadi presiden pertama yang terpilih secara konstitusional di era reformasi.

Megawati kemudian memimpin Indonesia hingga tahun 2004.

Di bawah kepemimpinannya, Indonesia mengalami beberapa peristiwa penting, seperti referendum kemerdekaan Aceh, pembebasan tahanan politik, pemulihan hubungan diplomatik dengan Timor Leste, penanggulangan terorisme, dan pemilihan presiden secara langsung untuk pertama kalinya.

Pada pemilihan presiden 2004, Megawati kembali mencalonkan diri sebagai presiden dengan didampingi oleh Hasyim Muzadi sebagai wakil presiden.

Namun, ia kalah dari pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla yang meraih 60,62 persen suara dalam putaran kedua.

Meski tidak lagi menjadi presiden, Megawati tetap aktif dalam dunia politik sebagai ketua umum PDI-P.

Dia juga menjadi salah satu pendukung utama dari Presiden Joko Widodo yang merupakan kader PDI-P.

Juga sering memberikan saran dan kritik kepada pemerintah terkait berbagai isu strategis nasional.

Megawati Soekarnoputri adalah sosok pemimpin PDI-P yang menorehkan sejarah di pemilu 1999.

Ia membawa partainya meraih kemenangan besar di tengah persaingan sengit antara berbagai partai politik.

Ia juga membuktikan diri sebagai pemimpin perempuan yang tangguh dan berpengaruh di Indonesia.

Artikel Terkait