Find Us On Social Media :

Dari Kelahiran Hingga Kematian Sang Budha Inilah Trisuci Waisak, 3 Peristiwa Penting dalam Kehidupan Sang Buddha

By Afif Khoirul M, Minggu, 4 Juni 2023 | 14:15 WIB

Ilustrasi - Hari Raya Waisak.

Di sana ia bersemedi di bawah pohon bodhi (pohon ara) dengan tekad untuk tidak bangun sampai ia mencapai pencerahan.

Saat bersemedi, ia harus menghadapi godaan-godaan dari raja setan yang bernama Mara.

Mara mencoba menggoyahkan tekad Siddharta dengan menyerangnya dengan pasukan setan, menawarkan kekayaan dan kekuasaan dunia, serta menggoda dengan putri-putrinya yang cantik.

Namun Siddharta tidak terpengaruh oleh godaan-godaan itu. Ia tetap tenang dan fokus pada meditasinya.

Akhirnya pada malam bulan purnama di bulan Vesakha (Mei), Siddharta mencapai penerangan agung dan menjadi seorang Buddha, yang berarti orang yang sadar atau terbangun.

Ia memahami empat kebenaran mulia, yaitu kebenaran tentang penderitaan, penyebab penderitaan, pembebasan dari penderitaan, dan jalan menuju pembebasan dari penderitaan.

Dia juga memahami hukum sebab akibat atau karma, serta siklus kelahiran kembali atau samsara². Ia berusia 35 tahun saat itu.

Kematian Sang Buddha

Setelah mencapai pencerahan, Sang Buddha mulai menyebarkan ajarannya kepada orang-orang yang mau mendengarkan.

Ia membentuk sebuah komunitas para pengikutnya yang disebut Sangha, yang terdiri dari para biksu (bhikkhu), biksuni (bhikkhuni), awam laki-laki (upasaka), dan awam perempuan (upasika)

Dia mengajarkan jalan tengah, welas asih, kebijaksanaan, moralitas, meditasi, dan pencerahan². Ia juga melakukan berbagai mukjizat untuk menunjukkan kekuatan spiritualnya.

Selama 45 tahun, Sang Buddha berkelana di India Utara untuk menyampaikan Dhamma (ajaran) kepada berbagai macam orang, dari raja-raja, bangsawan, brahmana, pendeta, petani, hingga penjahat.