Raja Suddhodana ingin anaknya mengikuti jejaknya sebagai raja, sehingga ia membesarkan Siddharta dengan segala kemewahan dan kesenangan dunia.
Ia juga menjaga agar Siddharta tidak melihat penderitaan manusia seperti sakit, tua, mati, dan mayat.
Pencerahan Sang Buddha
Namun lama kelamaan Siddharta merasa jenuh dengan kehidupannya yang mewah dan hampa.
Ia mulai merenungkan makna hidup dan mencari kebenaran sejati.
Pada usia 29 tahun, ia meninggalkan istana dan keluarganya secara diam-diam untuk menjadi seorang pertapa.
Ia berguru kepada beberapa guru spiritual dan belajar berbagai macam ajaran dan praktik meditasi.
Juga melakukan pertapaan keras dengan menyiksa tubuhnya hingga kurus kering.
Namun semua usahanya itu tidak membawa ia kepada pencerahan yang ia cari.
Ia kemudian menyadari bahwa jalan tengah antara kemewahan dan penyiksaan adalah jalan yang terbaik.
Kemudian mulai makan kembali dan memperkuat tubuhnya. Suatu hari ia sampai di suatu tempat bernama Gaya.