Find Us On Social Media :

Peristiwa Konfrontasi Indonesia-Malaysia: Latar Belakang dan Dampak dari Kemarahan Soekarno di PBB

By Afif Khoirul M, Sabtu, 3 Juni 2023 | 12:50 WIB

Ilustrasi - Kemarahan Presiden Soekarno di Sidang PBB

Intisari-online.com - Konfrontasi Indonesia-Malaysia adalah sebuah peristiwa perang terkait persengketaan wilayah dan penolakan penggabungan wilayah Sabah, Brunei, dan Sarawak.

Pertikaian ini terjadi antara Federasi Malaysia dan Indonesia pada tahun 1962 - 1966.

Latar belakang dari konfrontasi ini adalah ketidaksetujuan Presiden Soekarno terhadap pembentukan Federasi Malaysia yang dianggap sebagai bentuk neo-kolonialisme Inggris.

Soekarno berpendapat bahwa Malaysia hanya menjadi boneka Inggris yang nantinya akan mengancam kemerdekaan Indonesia.

Soekarno juga merasa bahwa Indonesia memiliki hak atas wilayah Sabah dan Sarawak yang sebelumnya merupakan bagian dari Kesultanan Sulu dan Kesultanan Brunei.

Selain itu, Soekarno juga mendukung aspirasi kemerdekaan rakyat Brunei yang menentang bergabung dengan Malaysia.

Soekarno mengekspresikan kemarahannya terhadap pembentukan Malaysia dalam pidato yang berjudul "To Build the World A New" di Sidang Umum PBB pada 30 September 1960.

Dalam pidatonya, Soekarno mengkritik struktur PBB yang didominasi oleh kekuatan Barat dan memperkenalkan konsep Pancasila sebagai dasar untuk membangun dunia baru yang adil dan damai.

Soekarno juga mengecam segala bentuk penjajahan, kolonialisme, dan imperialisme yang masih berlangsung di Asia dan Afrika.

Salah satu ungkapan yang sangat terkenal dari Soekarno adalah "Amerika kita setrika! Inggris kita linggis! Go to hell with your aid!".

Dampak dari kemarahan Soekarno di PBB adalah meningkatnya ketegangan antara Indonesia dan Malaysia.

Baca Juga: Perjuangan dan Pengorbanan Para Ulama Keraton Mataram Islam Surakarta dalam Peristiwa Pakepung 1790

Indonesia mulai melakukan infiltrasi dan sabotase di wilayah Sabah dan Sarawak dengan melibatkan pasukan reguler dan sukarelawan.

Indonesia juga mendukung pemberontakan komunis di Sarawak yang dipimpin oleh Bong Kee Chok dan pemberontakan di Brunei yang dipimpin oleh A.M. Azahari.

Selain itu, Indonesia juga menggalang dukungan dari negara-negara lain seperti Tiongkok, Filipina, Uni Soviet, dan Vietnam Utara.

Konfrontasi Indonesia-Malaysia berlangsung selama empat tahun dengan banyak korban jiwa dari kedua belah pihak.

Peristiwa ini juga mempengaruhi hubungan Indonesia dengan negara-negara Persemakmuran Bangsa-Bangsa seperti Britania Raya, Australia, Selandia Baru, dan Singapura yang membantu Malaysia dalam konflik ini.

Konfrontasi Indonesia-Malaysia berakhir pada tahun 1966 setelah terjadi perubahan politik di Indonesia.

Soekarno digantikan oleh Soeharto menyusul upaya kudeta G30S yang diduga melibatkan PKI.

Soeharto kemudian menandatangani Perjanjian Bangkok dengan Malaysia pada 11 Agustus 1966 yang mengakhiri konfrontasi dan mengakui pembentukan Malaysia.

Konfrontasi Indonesia-Malaysia merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah Indonesia dan Malaysia.

Peristiwa ini menunjukkan sikap anti-kolonialisme dan nasionalisme Soekarno yang berani menghadapi kekuatan Barat.

Baca Juga: Peristiwa Pemerkosaan Gadis 15 Tahun Di Parigi Muotong Seret Kades, Guru, Hingga Polisi

Namun, peristiwa ini juga menimbulkan banyak kerugian bagi kedua negara baik dalam hal ekonomi, sosial, maupun politik.