Find Us On Social Media :

Sosok K.H Ahmad Sanusi, Dari Pesantren Cantayan hingga Sidang BPUPKI

By Afif Khoirul M, Senin, 29 Mei 2023 | 18:00 WIB

Sosok K.H Ahmad Sanusi.

Intisari-online.com - K.H Ahmad Sanusi adalah salah satu tokoh ulama dan pejuang yang berperan dalam penyusunan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.

Ia lahir pada 18 September 1889 di Desa Cantayan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Ia merupakan anak dari Ajengan Haji Abdurrahim bin Yasin, pengasuh Pesantren Cantayan.

Sejak kecil, ia telah mempelajari ilmu-ilmu keislaman dari ayahnya dan para santri senior di pesantren tersebut.

Pada usia dewasa, K.H Ahmad Sanusi melanjutkan pendidikannya di beberapa pesantren di Jawa Barat, seperti di Cianjur, Garut, dan Tasikmalaya. Kemudian, ia berangkat ke Mekah, Arab, untuk menuntut ilmu lebih lanjut selama lima tahun (1910-1915).

Di sana, ia belajar dari ulama-ulama terkemuka dan menguasai berbagai bidang ilmu keislaman, seperti tafsir, fikih, tasawuf, dan kalam.

Setelah kembali ke tanah air, K.H Ahmad Sanusi membantu ayahnya mengajar di Pesantren Cantayan. Selain itu, ia juga mendirikan Pesantren Babakan Sirna di Kampung Genteng.

Ia dikenal sebagai Ajengan Genteng karena tempat pesantrennya itu.

Di pesantren ini, ia mengajarkan ilmu-ilmu keislaman yang ia pelajari di Mekah kepada para santri.

Ia juga menulis banyak karya tafsir Al-Qur'an yang menjadi rujukan bagi ulama-ulama lain.

K.H Ahmad Sanusi tidak hanya menjadi ulama, tetapi juga pejuang yang berani melawan penjajah Belanda.

Baca Juga: Siapa Sangka, Sosok Dokter Kandungan Ini Punya Peran Penting Dalam Lahirnya Pancasila

Pada tahun 1927, ia ditangkap oleh Belanda karena diduga terlibat dalam peristiwa pemutusan jaringan telepon antara Sukabumi-Bandung-Bogor.

Ia dipenjara di Cianjur selama sembilan bulan, kemudian dipindahkan ke Sukabumi dan Tanah Tinggi Batavia Centrum . Ia baru dibebaskan pada tahun 1930.

Selama masa penjajahan Jepang, K.H Ahmad Sanusi tetap aktif bergerak dalam bidang pendidikan dan sosial kemasyarakatan.

Dia mendirikan Al-Ittahadiyatul Islamiyah (AII), sebuah organisasi yang bergerak dalam bidang pendidikan, sosial kemasyarakatan dan ekonomi.

Organisasi ini kemudian dibubarkan oleh Jepang dan secara diam-diam ia mendirikan Persatuan Umat Islam Indonesia (PUII) .

Pada tahun 1945, K.H Ahmad Sanusi terpilih menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Ia turut berperan dalam sidang perumusan Pancasila sebagai dasar negara.

Ia menyumbangkan gagasan dan pemikiran yang bersumber dari Al-Qur'an dan Hadis.

Ia juga mendukung usulan Mohammad Hatta untuk menetapkan sila pertama sebagai Ketuhanan Yang Maha Esa.

K.H Ahmad Sanusi wafat pada 31 Juli 1950 di Sukabumi.

Ia dimakamkan di samping makam ayahnya di Pesantren Cantayan.

Baca Juga: Tak Lembek Seperti Kakaknya Saat Melawan Portugis, Sosok Sultan Aceh Ini Disebut Dekat Dengan Turki Utsmani

Dia meninggalkan warisan berupa karya-karya tafsir, pesantren, dan jasa-jasa dalam perjuangan kemerdekaan.

Ia ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada tahun 2022.

Jejak K.H Ahmad Sanusi: Dari Pesantren Cantayan hingga Sidang BPUPKI adalah artikel yang mengikuti jejak perjalanan hidup K.H Ahmad Sanusi dari masa kecilnya di Pesantren Cantayan hingga masa dewasanya di sidang BPUPKI.

Artikel ini mengungkap latar belakang, pendidikan, dan kiprah K.H Ahmad Sanusi sebagai ulama dan pejuang yang berjasa dalam perumusan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.