Find Us On Social Media :

Melalui Pajang Dan Jaka Tingkir, Mataram Islam Mengaitkan Diri Dengan Kerajaan Demak Bintoro

By Moh. Habib Asyhad, Kamis, 18 Mei 2023 | 13:13 WIB

Secara tidak langsung, hubungan Kerajaan Demak dengan Mataram Islam tersambung lewat sosok Jaka Tingkir, raja Kerajaan Pajang.

Secara tidak langsung, hubungan Kerajaan Demak dengan Mataram Islam tersambung lewat sosok Jaka Tingkir, raja Kerajaan Pajang.

Intisari-Online.com - Sama-sama berstatus sebagai kerajaan Islam di Nusantara, apakah Mataram Islam punya hubungan dengan Kerajaan Demak.

Kita tahu, Kerajaan Demak disebut-sebut sebagai kerajaan Islam pertama di Tanah Jawa.

Kerajaan Demak berdiri tak lama setelah runtuhnya kerajaan Majapahit di Jawa Timur.

Menurut beberapa sumber, Kerajaan Demak disebut sebagai penerus Kerajaan Majapahit mengingat Raden Patah punya hubungan darah dengan Brawijaya V, raja Terakhir Wilwatikta.

Setelah Demak runtuh lalu muncullah Pajang, lalu muncullah Mataram Islam.

Pertanyaannya, apakah ketiganya punya keterkaitan?

Seperti disebut di awal, Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa.

Kerajaan yang berada di pesisir utara Pulau Jawa ini berkuasa antara 1475-1548.

Ketika itu Kerajaan Demak menjadi kerajaan yang sangat diperhitungkan, terutama oleh bangsa Portugis.

Dema runtuh, lalu muncul Pajang yang singkat, lalu muncullah Mataram Islam.

Meski berdiri pada periode yang berbeda, Kerajaan Demak dan Mataram Islam masih memiliki hubungan.

Lantas, apa hubungan kerajaan Islam Demak dengan Mataram Islam?

Kerajaan Demak yang didirikan oleh Raden Patah mengalami pergolakan setelah meninggalnya raja ketiga, Sultan Trenggono, pada 1546.

Sepeninggal Sultan Trenggono, terjadi perebutan kekuasaan yang melibatkan bangsawan Kerajaan Demak.

Pasalnya, kekuasaan putra Sultan Trenggono yang meneruskan takhta Demak, Sunan Prawoto, mendapat tentangan dari sepupunya, Arya Penangsang.

Arya Penangsang adalah putra Pangeran Surowiyoto dan cucu Raden Patah yang saat itu menjabat sebagai bupati Bojonegoro.

Usaha Arya Penangsang untuk menyingkirkan Sultan Prawoto dari singgasana Demak pun berhasil.

Arya Penangsang, yang mengirim anak buahnya untuk membunuh Sultan Prawoto pada 1547, naik takhta menjadi Raja Demak.

Akan tetapi, kedudukan Arya Penangsang mendapat penolakan dari rakyat Demak saat itu hingga terjadi kekacauan.

Kekacauan dapat diakhiri setelah Jaka Tingkir berhasil menyingkirkan Arya Penangsang.

Jaka Tingkir adalah kepala prajurit Kerajaan Demak yang diangkat sebagai Adipati Pajang dan dinikahkan dengan Ratu Mas Cempaka, putri Sultan Trenggono.

Untuk membunuh Arya Penangsang, Jaka Tingkir meminta bantuan salah satu orang kepercayaannya, Ki Ageng Pemanahan.

Jaka Tingkir menjanjikan wilayah Mentaok (sekarang Kotagede, Yogyakarta) sebagai hadiahnya apabila Arya Penangsang berhasil disingkirkan.

Mereka juga dibantu Danang Sutawijaya, putra Ki Ageng Pemanahan. Setelah Arya Penangsang dibunuh pada 1554, Jaka Tingkir, yang merupakan menantu Sultan Trenggono, secara otomatis menjadi pewaris takhta Kerajaan Demak.

Namun, Jaka Tingkir memindahkan ibu kotanya ke Pajang, yang terletak di perbatasan Kota Surakarta dan Kartasura.

Hal itu menandai berdirinya Kerajaan Pajang, sementara wilayah Kerajaan Demak kemudian diubah statusnya menjadi kadipaten di bawah kekuasaan Pajang.

Setelah menjadi pendiri sekaligus raja pertama Pajang, Jaka Tingkir bergelar Sultan Hadiwijaya.

Keterkaitan Kerajaan Mataram dengan Demak Jaka Tingkir atau Sultan Hadiwijaya menepati janjinya untuk menyerahkan wilayah Mentaok kepada Ki Ageng Pemanahan.

Ki Ageng Pemanahan membangun tanah tersebut menjadi Kadipaten Mataram di bawah Kerajaan Pajang.

Di saat yang sama, Sultan Hadiwijaya, yang belum mempunyai anak, juga mengadopsi Danang Sutawijaya sebagai pancingan.

Pada 1575, Sutawijaya menggantikan posisi ayahnya yang wafat sebagai Adipati Mataram dengan gelar Senopati Ing Ngalaga, yang artinya panglima di medan perang.

Sepeninggal Ki Ageng Pemanahan, utusan dari Pajang datang ke Kadipaten Mataram untuk menuntut kesetiaannya.

Namun, saat itu Senopati telah mempersiapkan diri untuk lepas dari kekuasaan Pajang.

Akibatnya, terjadi konflik antara Pajang dengan Mataram hingga meninggalnya Sultan Hadiwijaya pada 1582.

Sepeninggal Sultan Hadiwijaya, Kerajaan Pajang kemudian dipimpin oleh anaknya, Pangeran Benawa.

Upaya Senopati untuk memerdekakan Mataram pun semakin mudah, terlebih lagi Kerajaan Pajang mengalami pergolakan karena perebutan kekuasaan.

Pasalnya, kedudukan Pangeran Benawa tidak didukung oleh Arya Pangiri, menantu Sultan Hadiwijaya.

Arya Pangiri kemudian melakukan pemberontakan untuk merebut takhta Pajang hingga memaksa Pangeran Benawa menyingkir ke wilayah Bojonegoro.

Pada 1586, Senopati resmi mengangkat dirinya sebagai raja pertama Kerajaan Mataram Islam dengan gelar Panembahan Senopati.

Di tahun yang sama, Pangeran Benawa meminta bantuan Panembahan Senopati untuk mengalahkan Arya Pangiri.

Setelah Arya Pangiri dikalahkan, Pajang menjadi daerah vasal atau wilayah bawahan Mataram Islam.

Sehingga, dapat disimpulkan bahwa keterkaitan Kerajaan Mataram dengan Demak adalah Mataram Islam didirikan oleh Panembahan Senopati, anak angkat Sultan Hadiwijaya atau Jaka Tingkir yang mewarisi takhta Demak.