Find Us On Social Media :

Di Salatiga Mataram Islam Pecah Jadi Tiga, Semua Karena Belanda

By Moh. Habib Asyhad, Rabu, 17 Mei 2023 | 19:45 WIB

Pura Mangkunegaraan dibangun setelah dilangsungkannya Perjanjian Salatiga yang memecah Mataram Islam jadi Tiga, yang melibatkan VOC, Pakubuwono III, dan Hamengkubuwono I.

Pura Mangkunegaraan dibangun setelah dilangsungkannya Perjanjian Salatiga yang memecah Mataram Islam jadi Tiga, yang melibatkan VOC, Pakubuwono III, dan Hamengkubuwono I.

Intisari-Online.com - Kota Salatiga menjadi saksi bagaimana Mataram Islam akhirnya pecah jadi tiga.

Kasunanan Surakarta, Kesultanan Yogyakarta, dan si bungsu Kadipaten Mangkunegara.

Di kota inilah kesepatakan ditandatangani oleh perwakilan VOC, Pakubuwono III, Hamengkubuwono I, dan Rade Mas Said alias Mangkunegara I.

Kesepatan ini kelak kita kenal sebagai Perjanjian Salatiga.

17 Maret 1757, Perjanjian Salatiga ditandatangani di Gedung Pakuwon, di Jalan Brigjen Sudiarto No.1, Salatiga, Jawa Tengah.

Dalam perjanjian itu disepakati, Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyawa atau Mangkunegara I mendapatkan sebagian wilayah dari kekuasaan Kasunanan Surakarta yang dikuasai Pakubuwana III.

Dan sejak saat itulah Mataran terpecah menjadi tiga wilayah, yakni Kasunanan Surakarta, Kasultanan Yogyakarta, dan Kadipaten Mangkunegaran.

Mataram Islam berangsur-angsur menuju kemunduran setelah Sultan Agung wafat.

Kondisi itu semakin terlihat ketika Mataram Islam dipimpin oleh Pakubuwono II.

Saat itulah muncu pemberontakan yang dipimpin oleh Raden Mas Said yang adalah keponakannya sendiri.

Muncul juga pemberontakan lain yang dipimpin oleh Pangeran Mangkubumi yang kelak bergelar Hamengkubuwono I.