Babak Belur Diserbu Pasukan Trunojoyo, Raja Mataram Islam Amangkurat I Kabur Ke Tempat Ini Hingga Tewas

Afif Khoirul M

Penulis

Ilustrasi - Pemberontakan Trunojoyi

Intisari-online.com - Pada abad ke-17, Amangkurat I yang memimpin Kesultanan Mataram mengalami pemberontakan besar-besaran.

Pemberontakan itu diprakarsai oleh Raden Trunojoyo, seorang bangsawan Madura yang tidak senang dengan kebijakan raja yang otoriter dan bersekutu dengan Belanda.

Trunojoyo mendapat dukungan dari banyak pihak, termasuk putra mahkota Mataram sendiri.

Yaitu Pangeran Adipati Anom, dan pasukan Makassar yang dipimpin oleh Karaeng Galesong.

Pemberontakan ini berlangsung selama tujuh tahun dan nyaris berhasil menggulingkan Mataram.

Pada pertengahan tahun 1677, Trunojoyo berhasil merebut ibu kota Mataram di Plered.

Bahkan sampai mengusir Amangkurat I yang sedang sakit.

Raja Mataram terpaksa melarikan diri ke arah Cirebon untuk meminta bantuan kepada VOC.

Dalam pelariannya, Amangkurat I sempat berhenti di sebuah desa bernama Tegalarum (sekarang masuk wilayah Kabupaten Tegal) untuk beristirahat.

Namun, di sana ia justru diserang oleh pasukan Trunojoyo yang mengejarnya.

Amangkurat I terluka parah dan akhirnya meninggal pada tanggal 3 Agustus 1677.

Baca Juga: Tragis Betul Nasib 2 Panglima Perang Mataram Islam, Kepala Dipenggal Karena Serangan Ke Batavia Gagal

Jenazahnya dimakamkan di desa tersebut dengan upacara sederhana.

Sementara itu, Pangeran Adipati Anom yang seharusnya menggantikan ayahnya sebagai raja Mataram menjadi bingung dan takut.

Ia tidak berani menghadapi Trunojoyo yang telah merebut takhtanya dan juga tidak mau tunduk kepada VOC yang menuntut pengakuan atas perjanjian-perjanjian sebelumnya.

Akhirnya, ia memilih untuk melarikan diri ke daerah Banten dan meninggalkan nasib Mataram kepada adiknya, Pangeran Puger, yang kemudian naik takhta dengan gelar Amangkurat II.

Pemberontakan Trunojoyo akhirnya dapat dipadamkan oleh pasukan gabungan Mataram dan VOC setelah beberapa pertempuran sengit.

Trunojoyo sendiri ditangkap oleh Amangkurat II pada tanggal 11 Desember 1679 di daerah Kajoran (sekarang masuk wilayah Kabupaten Magelang) dan dibawa ke keraton Kartasura.

Di sana ia dieksekusi secara kejam oleh Amangkurat II dengan cara ditusuk berkali-kali hingga tewas pada tanggal 2 Januari 1680.

Pemberontakan Trunojoyo merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah Indonesia.

Menunjukkan semangat perlawanan rakyat terhadap penjajahan asing maupun tirani penguasa lokal.

Pemberontakan ini juga memberikan dampak besar bagi perkembangan politik dan sosial di Jawa.

Seperti melemahnya kekuasaan Mataram, meningkatnya pengaruh Belanda, dan munculnya kerajaan-kerajaan baru di Jawa Timur.

Baca Juga: Mengenal Pembagian Administrasi Dalam Struktur Pemerintahan Mataram Islam

Artikel Terkait