Find Us On Social Media :

Jadi Sunah Nabi, Nikah di Bulan Syawal Ternyata Lahir dari Tradisi Masyarakat Arab di Zaman Jahiliyah

By Ade S, Selasa, 2 Mei 2023 | 11:23 WIB

Ilustrasi pernikahan pasangan Muslim. kisah menarik di balik tradisi menikah di bulan Syawal yang berasal dari zaman jahiliyah.

Selain mengikuti sunnah Nabi SAW yang menikahi Aisyah RA di bulan ini, menikah di bulan Syawal juga memiliki beberapa manfaat lain, antara lain:

1) Menjadi sarana untuk mempererat silaturahim dan ukhuwah islamiyah setelah berpuasa dan beribadah di bulan Ramadan.

2) Menjadi momentum untuk kembali ke fitrah dan membersihkan diri dari dosa-dosa setelah memohon ampunan Allah SWT di malam takbiran.

3) Menjadi cara untuk menghormati dan menyenangkan orang tua dengan melaksanakan pernikahan sesuai dengan syariat Islam.

4) Menjadi bentuk syukur kepada Allah SWT atas nikmat iman, Islam, dan kesehatan yang diberikan-Nya.

Menikah di Bulan Syawal untuk Menepis Anggapan Jahiliyah

Menurut sejarah, masyarakat Arab jahiliyah memiliki keyakinan dan aqidah yang salah tentang bulan Syawal.

Mereka menganggap bahwa bulan ini adalah bulan sial dan tidak membawa berkah.

Mereka percaya bahwa orang yang menikah di bulan ini akan mengalami kesialan dan kegagalan dalam rumah tangganya.

Untuk menepis anggapan jahiliyah tersebut, Rasulullah SAW menikahi Sayyidah Aisyah Radhiyallahu Anha di bulan Syawal.

Beliau ingin menunjukkan kepada umatnya bahwa yang menentukan beruntung atau rugi hanya Allah Ta'ala.

Bulan Syawal tidak ada hubungannya dengan nasib seseorang. Justru dengan menikah di bulan ini, seseorang akan mendapatkan pahala sunnah dan keutamaan yang luar biasa.

Demikianlah artikel tentang nikah di bulan Syawal sebagai sunnah Nabi yang lahir dari tradisi masyarakat Arab jahiliyah.

Semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita tentang keagungan Islam yang mampu menghapus segala bentuk kesesatan dan kebodohan.

Baca Juga: Termasuk Festival Lopis Raksasa, Inilah Tradisi Syawalan di Pekalongan