Find Us On Social Media :

Warga Indonesia Di Sudan Dievakuasi, Tempuh Perjalanan 36 Jam, Begini Kisahnya

By Ervananto Ekadilla, Sabtu, 29 April 2023 | 20:04 WIB

Warga Indonesia Di Sudan Dievakuasi, Tempuh Perjalanan 36 Jam, Begini Kisahnya.

Suar.ID - Warga Indonesia Di Sudan Dievakuasi, Tempuh Perjalanan 36 Jam, Begini Kisahnya.

Nila Angelina, Wakil Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Sudan, tidak menyangka perang saudara militer pecah di tengah bulan Ramadan.

Nila Angelina mengungkapkan, tidak ada peringatan terlebih dahulu kepada warga sipil, terkait akan adanya gencatan senjata, khususnya di Kota Khartoum (ibu kota Sudan).

"Di Sudan, sudah biasa terjadi demonstrasi dan ada peringatan,"

"Secara dadakan terjadi perang, hari Sabtu (15/4/2023), jam 08.30 pagi waktu Sudan, saat puasa," kata Nila ketika dievakuasi di Asrama Haji Pondok Gede, Jumat (28/4/2023), melansir Tribunnews.

Pelajar Indonesia di Sudan, kata Nila, mulanya hanya mengira, kejadian ini hanya berlangsung sebentar.

Namun, dugaannya keliru.

Pasalnya, perang justru semakin mencekam

Bahkan, listrik padam.

Selain itu, toko-toko untuk kebutuhan hidup juga tutup.

"Dari hari pertama sajam sudah mati listrik dan mati air,"

"Jadi, otomatis kita mencari area yang bisa mencukupi kebutuhan itu,"

"Hingga akhirnya, KBRI Khartoum memberikan kabar evakuasi," tutur Nila.

Dirinya bercerita, harus menempuh perjalanan yang melelahkan saat dievakuasi oleh tim KBRI Khartoum.

Nila mengarungi jalur darat 16 jam ke Kota Port Sudan.

Kemudian, dilanjutkan perjalanan jalur laut 20 jam.

"Jalur darat itu normalnya 12 jam,"

"Tetapi, karena kita cari jalan yang aman, bahkan ada yang sampai 20 jam," ungkapnya.

Dia mengatakan, perang militer tersebut membuat infrastruktur hancur, termasuk sebagian kampus International University of Africa (IUA).

Lantaran, dihantam rudal.

Kata Nila, beruntung pelajar Indonesia yang tinggal di asrama selamat.

Pasalnya, mereka ditempatkan seluruhnya di aula universitas.

"Posisi para militer berada persis di belakang kampus,"

"Jadi, memang sangat rawan," kata wanita asal Pagar Alam, Palembang itu.

Nila berharap dapat kembali ke Sudan untuk menyelesaikan pendidikannya.

Sebagai mahasiswi semester akhir, dirinya ingin ada kepastian.

Supaya, studinya dapat dilanjutkan melalui jalur online.

"Kita kepengin konflik ini segera berakhir dan kampus juga kembali mulai normal,"

"Saya meyakini, kampus akan mengupayakan daring," pungkas Nila Angelina.

Baca Juga: Kehidupan Tentara Bayaran Sudan yang Dikenal Kejam dan Gila Emas, Bantai 120 Orang dan Buang Mayatnya ke Sungai Nil