Penulis
Suar.ID -Donald Trump Sesumbar Akan Kirim Kapal Selam Nuklir Ke Rusia Dan Menembakkannya Berkali-kali.
Terkait perang Rusia Ukraina yang saat ini masih berlangsung, Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump angkat suara.
Presiden ke-45 AS, Donald Trump ikut geram dengan serangan Rusia ke Ukraina.
Namun, tampaknya dia lebih kesal dengan reaksi Presiden AS, Joe Biden.
Menurut Trump, seharusnya AS memperingatkan ke seluruh dunia, khususnya Rusia, mereka adalah "kekuatan nuklir terbesar di dunia".
Pernyataannya itu dia sampaikan selama wawancara dengan pembawa acara Fox Business, Stuart Varney.
Trump mengklaim jika dia adalah Presiden AS, maka dia akan mengancam Presiden Rusia, Vladimir Putin dengan pengerahan kapal selam nuklir AS.
Dia juga akan memberi tahu diktator itu, AS akan meluncurkan nuklir berkali-kali ke wilayah Rusia.
Diberitakan express.co.uk, AS memang memiliki 68 kapal selam operasional.
14 di antaranya, dipersenjatai rudal balistik bertenaga nuklir strategis.
Sementara, Rusia hanya memiliki 11 kapal selam yang mampu menembakkan rudal nuklir.
Hal ini menurut informasi yang diberikan oleh Institut Internasional untuk Studi Strategis.
Sebelumnya, Putin sudah membuat ancaman terselubung untuk menggunakan persenjataan nuklirnya jika negara-negara Barat campur tangan dalam perang di Ukraina.
Dalam pidato TV, Putin mengumumkan keputusannya untuk menyerang Ukraina.
Dia juga mengatakan, Barat akan menghadapi konsekuensi yang lebih besar daripada yang pernah dihadapi dalam sejarah jika mereka terlibat dalam perang.
Kemudian, dia memerintahkan pasukan pencegah nuklirnya untuk waspada saat ketegangan meningkat, karena petualangan militernya.
Akan tetapi, sikap Putin itu dianggap Trump sebagai gertakan semata.
Sebelum lengser dari posisi Presiden AS, Trump terakhir bertemu Putin pada Juli 2018.
Pada saat itu, mereka bertemu untuk pertemuan puncak di Helsinki.
Bahkan, keduanya sempat mengadakan konferensi pers bersama.
Lebih mengejutkan lagi, Trump percaya pernyataan Putin, Rusia tidak ikut campur dalam pemilihan Presiden AS 2016.
Dengan melakukan itu, Trump mengabaikan kesimpulan Komunitas Intelijen AS, yang mengatakan, Rusia telah ikut campur dalam pemilihan itu.
Sikap Donald Trump lantas dikecam sejumlah polisi AS.
Baca Juga: Sumpal Mulut Bintang Film Dewasa 1,9 Miliar, Donald Trump Didakwa Atas 34 Tuduhan Penipuan