Find Us On Social Media :

Ketupat Jembut, Tradisi Syawalan Ala Semarang yang Namanya Terinspirasi Ini

By Ade S, Rabu, 26 April 2023 | 09:10 WIB

Ketupat jembut, tradisi Syawalan dari Semarang.

Intisari-Online.com - Syawalan momen setelah Idul Fitri yang biasanya dirayakan dengan berbagai tradisi unik di berbagai daerah di Indonesia.

Salah satu tradisi syawalan yang menarik perhatian adalah ketupat jembut yang khas dari Kota Semarang.

Ketupat jembut adalah ketupat yang berisi sayur tauge dan sambal kelapa yang dibagikan kepada anak-anak dan warga sekitar.

Namun, apa sih asal-usul dan makna dari tradisi ini? Yuk, simak ulasan berikut ini!

Asal Usul Nama Ketupat Jembut

Terasa janggal atau jorok dengan nama makanan ini? Anda tidak keliru.

Sebab, nama ketupat jembut berasal memang dari bentuk tauge yang keluar dari ketupat dan menyerupai rambut kemaluan.

Warga Semarang membuat plesetan dengan sebutan ketupat jembut sebagai candaan dan ciri khas dari tradisi ini.

Meskipun namanya terdengar jorok, tetapi warga Semarang tidak bermaksud negatif atau menghina dengan nama tersebut.

Mereka hanya ingin menyampaikan pesan bahwa tradisi ini adalah tradisi yang sederhana, rendah hati, dan tidak sombong.

Baca Juga: Apa Itu Syawalan? Makna dan Tradisi di Berbagai Wilayah di Indonesia 

Sejarah Ketupat Jembut

Tradisi ketupat jembut sudah ada sejak tahun 1950-an di beberapa kampung di sisi timur Kota Semarang, seperti di daerah Jaten, Genuksari, dan Pedurungan Tengah.

Tradisi ini bermula dari rasa keprihatinan warga yang baru saja mengalami perang dan ingin memperingati syawalan dengan bahan makanan yang lebih sederhana.

Mereka menggunakan sisa beras dari Idul Fitri untuk membuat ketupat dan mengisinya dengan sayur tauge yang mudah didapat.

Kemudian, mereka membagikan ketupat tersebut kepada anak-anak dan warga sekitar sebagai bentuk silaturahmi dan kebersamaan.

Filosofi Ketupat Jembut

Ketupat jembut memiliki filosofi yang mendalam bagi warga Semarang.

Ketupat melambangkan kesucian dan kebersihan hati, sedangkan tauge melambangkan kesuburan dan kesejahteraan.

Sambal kelapa yang menjadi pelengkap ketupat jembut juga memiliki makna tersendiri.

Kelapa melambangkan kekuatan iman dan kesabaran, sedangkan cabai melambangkan semangat dan keberanian.

Dengan demikian, ketupat jembut mengajarkan kita untuk bersih hati, subur rezeki, kuat iman, sabar menghadapi cobaan, semangat berjuang, dan berani mengambil keputusan.

Baca Juga: Kemenag Terbitkan Surat Edara yang Berisi Panduan Lengkap Ibadah Ramadhan Selama Pandemi COVID-19, dari Tarawih hingga Buka Puasa Disarankan di Rumah

Cara Membuat Ketupat Jembut

Membuat ketupat jembut tidaklah sulit. Berikut adalah bahan-bahan dan langkah-langkahnya:

Bahan-bahan:

- 20 buah kelontong kupat- 8 gelas beras- 1 sendok makan garam- air secukupnya

Bahan sayuran:

- 1 kg kecambah- 2 ons kelapa parut segar

Bahan bumbu sayur:

- 10 buah cabai rawit- 4 buah cabai merah- 4 siung bawang merah- 2 siung bawang putih- 2 ruas kencur- penyedap secukupnya

Langkah-langkah:

1. Cuci bersih beras dan rendam dalam air selama dua jam. Tiriskan dan masukkan ke dalam kelontong kupat. Rebus dalam air mendidih yang sudah diberi garam selama kurang lebih satu jam atau sampai matang.2. Cuci bersih kecambah dan rebus dalam air mendidih selama lima menit. Tiriskan dan sisihkan.3. Haluskan bumbu sayur dengan cara diulek atau diblender. Tumis bumbu hingga harum dan matang. Masukkan kelapa parut dan aduk rata. Tambahkan penyedap secukupnya.4. Buka kelontong kupat dan isi dengan sayur tauge. Tutup kembali dengan rapat.5. Sajikan ketupat jembut dengan sambal kelapa. Nikmati bersama opor ayam atau lauk pauk lainnya sesuai selera.

Demikianlah artikel tentang ketupat jembut, tradisi syawalan ala Semarang yang namanya terinspirasi dari bentuk tauge yang menyerupai rambut kemaluan.

Meskipun namanya agak jorok, tetapi ketupat jembut memiliki rasa yang lezat dan makna yang dalam. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan Anda tentang kekayaan tradisi di Indonesia.

Baca Juga: Lebaran Ketupat, Tradisi Syawalan Masyarakat Jawa Timur, Ini Tanggalnya