Find Us On Social Media :

Yoshiko Kawashima, Putri Dinasti Qing yang Berubah Menjadi Mata-Mata Jepang Lalu Dihukum Mati oleh Tiongkok

By Afif Khoirul M, Senin, 17 April 2023 | 17:10 WIB

Foto Yoshiko Kawashima, mata-mata Jepang keturunan Dinasti Qing.

Dia sering menyamar sebagai pria dan menggunakan nama samaran seperti Jin Bihui atau Matsui Sumako.

Dia juga memiliki banyak hubungan asmara dengan pria-pria penting dari Jepang dan Tiongkok.

Pada tahun 1931, Jepang menginvasi Manchuria, wilayah timur laut Tiongkok yang kaya akan sumber daya alam.

Yoshiko Kawashima bekerja sebagai mata-mata untuk Tentara Kwantung Jepang, unit militer elit yang bertanggung jawab atas operasi di Manchuria.

Dia membantu Jepang dalam menghasut pemberontakan anti-Tiongkok, merekrut kolaborator lokal, dan menyebarkan propaganda pro-Jepang.

Yoshiko Kawashima juga berperan dalam pembentukan Manchukuo pada tahun 1932.

Manchukuo adalah negara boneka yang dikendalikan oleh Jepang dan dipimpin oleh Puyi, kaisar terakhir dari Dinasti Qing yang merupakan sepupu jauh Yoshiko.

Yoshiko menjadi penasihat dekat Puyi dan mendapatkan gelar "Putri Der Ling".

Yoshiko Kawashima terlibat dalam banyak kegiatan spionase dan sabotase selama Perang Tiongkok-Jepang Kedua (1937-1945).

Dia juga dikenal sebagai "Mata Hari Timur", merujuk pada mata-mata terkenal asal Belanda yang bekerja untuk Jerman selama Perang Dunia I.

Yoshiko Kawashima memiliki banyak musuh dan pengkhianat di kedua belah pihak.

Baca Juga: Berkat Mata-mata Nan Cerdik, Sultan Agung Akhirnya Taklukkan Tuban