Find Us On Social Media :

Saat Perang Mataram-Pajang, Ki Juru Martani Bertapa Di Puncak Gunung Merapi, Ini Yang Terjadi Kemudian

By Moh. Habib Asyhad, Selasa, 11 April 2023 | 16:33 WIB

Saat terjadi perang Mataram-Pajang, Ki Juru Martani bertapa di puncak Gunung Merapi. Gunung Merapi meletus dan menyapu pasukan Pajang.

Saat terjadi perang Mataram-Pajang, Ki Juru Martani bertapa di puncak Gunung Merapi. Gunung Merapi meletus dan menyapu pasukan Pajang.

Intisari-Online.com - Ki Juru Martani dikenal sebagai pengatur siasat perang kelas wahid.

Salah satu strategi Ki Juru Martani yang paling terkenal adalah saat merencakan penaklukan Arya Penangsang.

Seperti apa strategi yang diterapkan putra Ki Ageng Saba itu sehingga Sutawijaya berhasil mengalahkan penguasa Jipang yang punya keris sakti setan kober itu?

Ki Juru Martani mula-mula dikenal sebagai sosok yang mendorong Ki Ageng Pemanahan dan Ki Panjawi mengikuti sayembara mengalahkan Arya Penangsang.

Awalnya dua orang yang disebut paling belakang itu tidak berani.

Tapi setelah Ki Juru Martani berjanji sebagai pengatur siasatnya, dua orang itu akhirnya berangkat juga.

Tak lupa, Ki Ageng Pemanahan dan Ki Panjawi membawa serta Sutawijaya, anak Ki Ageng Pemanahan.

Siasatnya yang disusun Ki Juru Martani begini:

Rombongan Ki Ageng Pemanahan dan Ki Panjawi yang terdiri atas orang-orajg Pajang dan Sela disuruh menunggu di sebelah barat Bengawan Sore.

Sementara itu, Ki Juru Martani menangkap tukang kuda musuh yang sedang merumput.

Ki Juru Martani memotong kuping tukang kuda itu, sementara di kuda yang dia rawat ditempeli surat tantangan atas nama Hadiwijaya.

Arya Penangsang pun tahu, dan marah.

Dalam surat itu tertulis, Hadiwijaya menantang Arya Penangsan bertarung sendirian.

Singkat cerita, Arya Penangsang sampai di tepi Bengawan Sore.

Di situ, Ki Juru Martani mengatur siasat kedua: Arya Penangsang tidak berani menyeberang ke tepi seberang sungai karena teringat pesan Sunan Kudus.

Tapi Ki Juru Martani sudah menyusun rencana jitu: Sutawijaya disuruh naik kuda betina yang sudah dipotong ekornya.

Kuda jantang Arya Penangsang pun jadi gusar dan membawa Arya Penangsang ke sisi sungai.

Dan di situlah ajal menjemput Arya Penangsang.

Setelah itu, Ki Juru Martani menjadi penasihan Panembahan Senopati saat mendirikan Kesultanan Mataram.

Ketika Mataram terlibat perang melawan Pajang, Ki Juru Martani bertapi di puncak Gunung Merapi.

Hasilnya, Gunung Merapi tiba-tiba meletus dan memuntahkan laharnya menyapu pasukan Pajang.

Selain cerdik dalam bersiasat perang, Ki Juru Martani juga dikenal punya kesaktian yang cukup tinggi.

Sutawijaya memiliki putra sulung bernama Raden Rangga yang suka memamerkan kesaktiannya.

Suatu hari Raden Rangga disuruh pergi ke rumah Juru Martani untuk berguru.

Pemuda itu pun berangkat dengan setengah hati karena merasa lebih kuat daripada Juru Martani.

Raden Rangga yang sedang menunggu Ki Juru Martani salat iseng melubangi batu lantai menggunakan jari.

Tiba-tiba Juru Martani muncul dari dalam dan mengatakan kalau batu mushala tersebut keras jadi jangan buat mainan.

Seketika itu juga, Raden Rangga tidak mampu lagi melubangi batu mushala dengan jarinya.

Sejak itulah Raden Rangga berguru ke Juru Martani.