Penulis
Intisari-Online.com -Amangkurat I terkenal sebagai salah satu sosok raja kontroversial dalam sejarah Mataram Islam.
Sebuah kondisi yang pada akhirnya memicu beragam pemberontakan yang ingin mendepak dirinya dari singgasana raja.
Salah satu pemberontakan bahkan dilakukan oleh adik tirinya sendiri, Raden Mas Said.
Suatu pemberontakan yang pada akhirnya memicu sebuah tindakan mengerikan dari Amangkurat I: pembantaian terhadap para ulama dan keluarganya.
Bagaimana hal tersebut dapat terjadi? Simak penjalasannya berikut ini.
Pengangkatan Sang Raja
Amangkurat I adalah putra dari Sultan Agung Hanyokrokusumo dan Ratu Wetan yang merupakan putri Bupati Batang yang lahir pada 1619.
Merupakan cicit dari Panembahan Senopati.
Pada 1645, ia diangkat sebagai raja Mataram menggantikan ayahnya yang bergelar Susuhunan ing Ngalaga.
Setelah penobatannya pada tahun 1646, ia bergelar Susuhunan Prabu Amangkurat Agung, disingkat Amangkurat.
Baca Juga: Saktinya Kutukan Amangkurat I Kepada Amangkurat II, Amangkurat III Yang Merasakan Akibatnya
Dalam bahasa Jawa, kata Amangku berarti “memangku” dan Rat berarti “bumi”.
Dengan demikian, gelar Amangkurat berarti “memangku bumi” atau makna harfiahnya “memerintah suatu negara”.
Ia kemudian menjadi raja yang memiliki kekuasaan penuh atas seluruh Kesultanan Mataram dan negara bawahannya.
Pada penobatannya, semua anggota keluarga kerajaan bersumpah setia kepadanya.
Baca Juga: Kisah Trunojoyo, Pemberontak dari Madura yang Hampir Menggulingkan Mataram
Sederet Kontroversi
Amangkurat I terkenal dengan sejumlah aksi yang dianggap kontroversial dan penuh konflik.
Kejayaan Mataram Islam di era Sultan Agung seolah-olah menjadi hal yang mustahil untuk dipertahankan oleh Amangkurat I.
Terlebih, dalam memimpin, ia menerapkan sentralisasi atau sistem pemerintahan terpusat.
Raja pertama Mataram itu juga dikenal zalim karena menyingkirkan tokoh-tokoh senior yang tak sejalan dengannya pandangan politiknya.
Seperti Tumenggung Wiraguna dan Tumenggung Danupaya dibunuh saat perjalanan merebut Blambangan pada 1647.
Baca Juga: Babak Beluk Diserbu Pasukan Trunojoyo, Raja Mataram Amangkurat I Kabur Ke Tempat Ini Hingga Tewas
Adik Tiri Berontak
Segala tindakan Amangkurat I tersebut pada akhirnya memicu pemberontakan dari adik tirinya sendiri, Raden Mas Alit.
Sosok ini secara terang-terangan menentang pembunuhan tokoh-tokoh senior.
Niatnya untuk memberontak semakin menguat setelah dirinya mendpatkan dukungan dari para ulama.
Sayang, Amangkurat I, dan para pendukungnya, masih terlalu kuat untuk dilawan Raden Mas Alit.
Sang adik tiri akhirnya terbunuh saat melakukan pemberontakan pemerintahan Mataram.
Para ulama yang sempat memberi dukungan kepada Raden Mas Alit tak luput dari kemurkaan Amangkurat I.
Sang raja Mataram Islam tersebut tidak berpikir panjang untuk menyerang balik para ulama.
Penyerangan itu juga merembet kepada keluarga para ulama.
Para ulama dan keluarganya berjumlah 5.000 orang dikumpulkan di alun-alun untuk dibantai Amangkurat I.
Kontroversi lain juga muncul ketika Amangkurat I memutuskan berkhianat dengan amanah ayahnya Sultan Agung yang terang-terangan berani melawan VOC.
Justru di masa Amangkurat I Kerajaan Mataram memberikan karpet merah berkerjasama dengan VOC.
Baca Juga: Balas Dendam Karena Coba Dikudeta Adik Sendiri, Amangkurat I Bantai 5.000 Ulama Mataram Islam