Find Us On Social Media :

Mengapa Orang Jawa Suka dengan Wayang? Sejarah dan Makna di Balik Seni Pertunjukan Kuno

By Ade S, Jumat, 24 Maret 2023 | 06:01 WIB

Ilustrasi wayang. Ini alasan mengapa orang Jawa suka dengan wayang.

- Kelir: layar putih yang menjadi media bayangan wayang. Kelir bermakna sebagai alam semesta atau jagad raya.

- Dalang: pengendali wayang sekaligus narator cerita. Dalang bermakna sebagai Tuhan Yang Maha Kuasa atau Sang Hyang Wenang.

- Wiraswara: pembantu dalang yang bertugas mengatur peralatan pertunjukan. Wiraswara bermakna sebagai para dewa penolong atau Bhatara-Bhatari.

- Sinden: penyanyi lagu-lagu dalam pertunjukan wayang. Sinden bermakna sebagai para bidadari penghibur atau Apsari-Apsari.

- Wiyaga: pemain gamelan yang mengiringi pertunjukan wayang. Wiyaga bermakna sebagai para dewa pelindung atau Lokapala-Lokapali.

- Gamelan: alat musik tradisional yang menghasilkan bunyi-bunyian harmonis. Gamelan bermakna sebagai suara-suara alam atau Sabda Brahman.

- Wayang: boneka kulit yang menjadi tokoh-tokoh cerita. Wayang bermakna sebagai manusia-manusia di dunia.

Mengapa Orang Jawa Suka dengan Wayang?

Merujuk UIN Sunan Kalijaga, bagi masyarakat Jawa, wayang tidak saja merupakan kesenian yang dapat menghibur hati para penontonnya, akan tetapi juga mampu menjadi pengisi hati.

Dunia pewayangan dianggap sebagai lambang dari keberadaan manusia di alam ini. Karena lakon-lakon yang dipagelarkan dalam sebuah pertunjukan wayang, sering begitu dekat dengan alam kenyataan.

Wayang juga memiliki makna filosofis dan simbolis yang mendalam. Kompasiana menjelaskan bahwa setiap unsur dalam pertunjukan wayang memiliki makna simbolik, seperti blencong sebagai cahaya kehidupan atau matahari bagi dunia, kelir sebagai alam semesta atau jagad raya, dalag sebagai Tuhan Yang Maha Kuasa atau Sang Hyag Wenag, dan wayang sebagai manusia-manusia di dunia.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa orang Jawa suka dengan wayang karena wayang memiliki nilai-nilai sejarah, budaya, agama, moral, estetika, filosofis, dan simbolis yang tinggi.

Wayang bukan hanya sekadar hiburan semata, tetapi juga sarana pendidikan karakter bangsa.

Baca Juga: Bagaimana Cara Dakwah Sunan Kalijaga? Beginilah Cara Dakwah Beliau