Find Us On Social Media :

Apa Makna Nyadran Seperti Yang Dilakukan Ibu Negara Iriana Jokowi Jelang Ramadan? Benarkah Ada Kaitan Dengan Nyi Roro Kidul?

By Moh. Habib Asyhad, Jumat, 17 Maret 2023 | 14:07 WIB

Di sela-sela kegiatannya di Jawa Tengah, Ibu Negara Iriana Jokowi melakukan nyadran di makam orangtuanya di TPU Bonoloyo, Kota Solo. Apa makna nyadran?

Tak heran jika hingga saat ini Nyadran menjadi salah satu ritual yang dianggap penting bagi masyarakat Jawa.

Nyadran tak hanya dijadikan sarana untuk mengenal, mengenang, dan mendoakan leluhur yang telah meninggal dunia.

Makna dari tradisi Nyadran adalah memetik nilai-nilai kebaikan dari para pendahulu atau para leluhur.

Hal ini selaras dengan pepatah Jawa kuno yang berbunyi "Mikul dhuwur mendem jero" yang bermakna “ajaran-ajaran yang baik kita junjung tinggi, yang dianggap kurang baik kita tanam-dalam".

Nyadran juga memiliki makna untuk mengingatkan diri bahwa semua manusia pada akhirnya akan mengalami kematian.

Selain itu, tradisi ini juga menjadi sarana melestarikan budaya gotong royong sekaligus untuk menjaga keharmonisan dalam bermasyarakat.

Tiap-tiap daerah di Jawa punya ciri khas masing-masing dalam melakukan tradisi Nyadran sesuai dengan kearifan lokal yang ada di daerahnya.

Adapun kegiatan utama adalah besik atau membersihkan makam leluhur dari kotoran dan rerumputan.

Masyarakat akan saling bekerja sama dan bergotong royong untuk membersihkan makam leluhur dan keluarga masing-masing.

Di beberapa daerah, tradisi Nyadran juga diramaikan dengan kirab atau arak-arakan menuju ke tempat upacara adat dilangsungkan.

Ada juga prosesi ujub atau menyampaikan maksud dari rangkaian tradisi Nyadran yang dilakukan oleh pemangku adat.

Tradisi ini juga diikuti dengan kegiatan doa bersama yang dipimpin oleh pemangku adat atau kyai yang ditujukan kepada roh leluhur yang sudah meninggal.

Terakhir adalah kegiatan kenduri yang juga disebut kembul bujono atau tasyukuran.

Masyarakat akan makan bersama di mana setiap keluarga yang mengikuti tradisi Nyadran akan membawa makanan sendiri.

Makanan yang dibawa berupa makanan tradisional, baik nasi, lauk, kudapan, hingga minuman.

Setelah acara makan bersama selesai, maka selesai juga rangkaian dari tradisi Nyadran.