Fakta Kelam di Balik Perebutan Takhta Kaisar China, Saling Bunuh Keluarga Hingga Saudara Demi Naik Takhta

Afif Khoirul M

Penulis

Ilustrasi - Huhai atai Kaisar Qin Shi Er,

Intisari-online.com - Sepanjang sejarah Tiongkok, siapa sangka perebutan takhta kekaisaran adalah medan tempur paling sengit.

Kaisar tidak akan berhenti untuk mempertahankan kekuasaan, jika tidak didorong oleh abdi dalem yang picik.

Bahkan jika ada kekosongan kekuasaan mereka tak ragu untuk melakukan eksekusi saudara, keluarga, atau kerabat mereka demi naik takhta.

Hal ini merupakan kisah kelam di balik kenaikan takhta kerajaan China, yang bertahan selama ribuan tahun.

Misalnya kisah mengenai pengganti kaisar pertama China Qin Shi Huang, yang penuh dengan tragedi berdarah.

Merupakan tragedi tak bermoral pertama dalam pusaran keluarga kekaisaran China.

Qin Shi Huang adalah kaisar pertama yang menyatukan Tiongkok Kuno ketika dilanda perang.

Ia adalah kaisar yang terkenal dengan obsesinya terhadap keabadian, sampai melakukan apapun demi mencari keabadian.

Menurut catatan Qin Shi Huang memiliki 33 anak, dan tidak jelas siapa yang menjadi penerusnya.

Namun, putra bungsunya bernama Huhai menjadi kaisar yang kemudian naik takhta dengan nama Qin Er Shi.

Huhai naik takhta dengan bantuan Zhao Gao dan Li Si.

Baca Juga: Kecantikan Sebagai Kutukan Alih-alih Kenikmatan, Begini Nasib Wanita Lajang Zaman Dinasti Qing

Namun, Huhai bukanlah pewaris sah takhta yang biasanya diturunkan kepada putra tertua kaisar.

Rupanya Huhai pertama memalsukan dekrit yang memaksa putra tertua Qin Shi Huang, bernama Fusu untuk bunuh diri.

Kemudian, Huhai mengeksekusi 31 saudara kandungnya yang tersisa!

Pertama-tama dia mengeksekusi sepuluh saudara perempuannya, bernama Du, hal ini tertulis dalam Catatan Sejarawan Agung: Biografi Li Si.

"Sepuluh putri dibunuh dengan metode zhe," tulis catatan itu.

Zhe merupakan metode penyiksaan dengan pemotongan pada zaman kuno.

Kemudian, kakak Huhai, Gao ketakutan dengan kabar tersebut, sehingga ia tak tahu harus berbuat apa.

Dia menulis surat kepada Huhai dan meminta untuk dikubur hidup-hidup bersama dengan Qin Shi Huang.

Huhai kemudian mengabulkan permintaannya dan menghadiahinya uang 100.000 qian untuk dikubur bersama Qin Shi Huang.

Namun ini hanya permulaan, saudara kandungnya yang lain meninggal jauh lebih mengerikan daripada Gao.

Huhai tidak hanya mengeksekusi saudara-saudaranya dengan metode "robek kereta" (mengikat kepala dan masing-masing tangan dan kaki korban ke lima kuda terpisah dan membiarkan kuda-kuda itu berlari kencang) di Xianyang.

Baca Juga: Jadikan Manusia Bak Peluru Meriam, Ini 4 Kaisar China Paling Keji dan Dibenci Dalam Sejarah

Dia juga memusnahkan keluarga saudara-saudaranya. Seperti ibu dan istrinya sendiri.

Dikatakan bahwaHuhai telah benar-benar kehilangan akal sehatnya dan menjadi gila secara mental setelah dia menjadi kaisar.

Tentu saja akibat kekejammnya ia juga berakhir mengerikan, karena dia akhirnya dibunuh oleh Zhao Gao.

Artikel Terkait