Find Us On Social Media :

Mengenal Tourette Syndrome yang Dialami Lewis Capaldi, Penyebab dan Gejalanya

By Ade S, Rabu, 1 Maret 2023 | 08:16 WIB

Lewis Capaldi yang menderita tourette syndrome

Intisari-Online.com - Penyanyi Lewis Capaldi harus bersusah payah menyelesaikan lagunya di Frankfurt Jerman, Selasa (21/2/2023) usai dirinya penyakit tourette syndrome yang dimilikinya kambuh.

Dalam video yang beredar di media sosial, terlihat Lewis Capaldi tidak bisa mengendalikan gerak kepalanya saat melantunkan lagu “Someone You Loved”.

Lalu, apa sebenarnya tourette syndrome? Apa juga yang menjadi penyebab dan gejalanya? Berikut ini uraiannya.

Tourette syndrome adalah kondisi neurologis yang ditandai dengan gerakan berulang yang tidak terkontrol (tik) dan suara yang tidak disengaja (suara tic).

Melansir Mayo Clinic, Rabu (1/3/2023), kondisi yang muncul secara tiba-tiba dan berulang-ulang ini sering dimulai pada masa kanak-kanak, dan bisa berlanjut hingga masa dewasa.

Faktor penyebab tourette syndrome

Faktor penyebab tourette syndrome belum sepenuhnya benar-benar dipahami, tetapi kemungkinan dipengaruhi oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan.

Beberapa faktor yang telah diidentifikasi berpotensi mempengaruhi terjadinya kondisi ini pada diri seseorang adalah:

1) Faktor genetik: Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa jika salah satu orang tua memiliki tourette syndrome, maka anak mereka berisiko lebih tinggi untuk mengembangkan kondisi ini.

2) Perubahan kimia dalam otak: Dalam tourette syndrome, terdapat perubahan pada neurotransmitter kimia di dalam otak, terutama dopamin dan serotonin. Hal ini diyakini memainkan peran dalam regulasi gerakan dan suara yang terkait dengan kondisi ini.

3) Faktor lingkungan: Beberapa faktor lingkungan telah diidentifikasi sebagai berpotensi mempengaruhi risiko seseorang mengalami tourette syndrome. Misalnya stres, perubahan hormonal, dan paparan zat kimia tertentu juga dapat mempengaruhi perkembangan Tourette Syndrome.

Baca Juga: Beredar Postingan Mengenai Princess Syndrome yang Diduga Ditunjukkan Untuk AG, Ternyata Ini Ciri-Cirinya!

Namun, perlu diingat bahwa faktor-faktor ini belum sepenuhnya dipahami dan tidak semua orang dengan faktor risiko akan mengalami tourette syndrome. Kondisi ini juga dapat terjadi tanpa faktor risiko yang diketahui.

Gejala dari tourette syndrome

Gejala dari tourette syndrome pada dasarnya bisa bervariasi pada setiap individu, namun pada umumnya gejalanya meliputi:

1) Tik motorik: gerakan yang tidak terkontrol pada bagian tubuh tertentu seperti mata berkedip-kedip, menggelengkan kepala, mengangkat bahu, atau menggerakkan tangan secara tidak sadar.

2) Tik vokal: suara atau kata-kata yang tidak terkontrol seperti mengucapkan kata-kata tidak senonoh, mengeluarkan suara monoton atau berulang, atau bahkan mengulangi kata-kata orang lain.

3) Tik kompleks: kombinasi dari tik motorik dan vokal yang lebih kompleks seperti melompat-lompat sambil mengucapkan kata-kata tertentu atau mengaduk-aduk benda sambil mengucapkan kata-kata.

4) Gangguan perilaku: tourette syndrome juga dapat menyebabkan gangguan perilaku seperti kesulitan dalam memusatkan perhatian, impulsif, atau kecemasan.

Beda tourette syndrome dengan tik atau tic

Seperti dijelaskan sebelumnya, tourette syndrome adalah kondisi neurologis yang ditandai oleh tik, gerakan yang tidak terkontrol, dan suara yang tidak disengaja.

Sementara tik adalah gerakan atau suara yang tidak disengaja yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak dapat dikendalikan dengan keinginan sadar seperti mengedipkan mata, mengepalkan tangan, atau suara seperti mengeluarkan kata-kata atau bunyi-bunyian.

Baca Juga: Apa Itu Stiff Person Syndrome yang Diidap Celine Dion hingga Membuatnya Sulit Bernyanyi? Ini Gejala hingga Penyebabnya

Perbedaan antara tourette syndrome dan tik adalah bahwa tourette syndrome adalah kondisi neurologis yang menyebabkan tics, sementara tics sendiri bisa menjadi gejala dari berbagai kondisi, termasuk tourette syndrome.

Selain itu, tourette syndrome seringkali disertai dengan gejala lain seperti gangguan ADHD dan OCD, sedangkan tik tidak selalu disertai dengan gejala lain.

Ketika seseorang mengalami tik, itu tidak selalu berarti bahwa mereka memiliki tourette syndrome.

Bisakah tourette syndrome disembuhkan?

Ada beberapa cara yang dapat membantu mengelola gejala dari penyakit ini, meskipun tidak ada obat yang bisa menyembuhkannya sepenuhnya. Berikut adalah beberapa cara yang direkomendasikan oleh Center for Disease Control and Prevention (CDC) untuk mengelola gejala tourette syndrome:

1) Terapi perilaku: Terapi perilaku seperti terapi perilaku kognitif dan terapi perilaku berbasis keluarga dapat membantu mengurangi gejala tourette syndrome. Terapi ini dapat membantu individu belajar untuk mengontrol perilaku dan mengurangi kecemasan dan stres.

2) Obat-obatan: Beberapa obat dapat membantu mengurangi gejala tourette syndrome seperti antipsikotik, obat anti-seizure, dan obat penenang. Namun, penggunaan obat-obatan harus dikonsultasikan dengan dokter dan dilakukan dengan hati-hati karena beberapa obat dapat memiliki efek samping.

3) Terapi fisik: Terapi fisik seperti fisioterapi dan olahraga dapat membantu mengurangi gejala tourette syndrome dengan meningkatkan keseimbangan, koordinasi dan kekuatan otot.

4) Dukungan keluarga: Keluarga dan teman-teman dapat memberikan dukungan dan membantu individu yang mengalami tourette syndrome untuk mengelola gejalanya. Ini dapat termasuk memberikan perhatian dan dukungan emosional.

5) Pendidikan dan dukungan: Pendidikan dan dukungan dapat membantu individu dan keluarganya memahami dan mengelola tourette syndrome. Kelompok dukungan dapat memberikan dukungan emosional dan informasi tentang strategi pengelolaan gejala.

Setelah memahami penyebab, gejala, dan cara menyembuhkannya, mungkin kini Anda bisa memahami bahwa tourette syndrome adalah sebuah kondisi yang memerlukan dukungan orang-orang sekitarnya.

Baca Juga: Termasuk Bokong Tepos, Ini Gejala Caudal Regression Syndrome Seperti yang Diderita Ghanim Al-Muftah